kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Anak usaha BWPT raih pinjaman Rp 237 miliar


Rabu, 16 Maret 2011 / 07:50 WIB
Anak usaha BWPT raih pinjaman Rp 237 miliar
ILUSTRASI. Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto yang juga juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona memberikan keterangan pers.


Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Anak usaha PT BW Plantation Tbk (BWPT), PT Adhyaksa Dharmasatya, memperoleh kucuran kredit perbankan senilai Rp 237,06 miliar. Adhyaksa dan Bank Negara Indonesia selaku kreditur telah menandatangani perjanjian fasilitas kredit investasi, Jumat (11/3) lalu.

Fasilitas pinjaman tersebut akan jatuh tempo pada 10 Maret 2018. Bank BNI mengenakan bunga sebesar 10,75% per tahun. Besar bunga bisa disesuaikan setiap saat mengikuti bunga acuan.

Adhyaksa akan memakai pinjaman tersebut untuk melancarkan ekspansi bisnisnya, antara lain pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM) kelapa sawit di lahan seluas 5.112 hektare (ha). Kebun tanaman tersebut berlokasi di Tanjung Jurong, Kalimantan Tengah.

"Penanaman sudah dilakukan sejak tahun 2007. Sebagian kecil akan mulai panen tahun ini. Hasil panen baru signifikan pada tahun depan," kata Sekretaris Perusahaan BWPT Kelik Irwantono kepada KONTAN, Selasa (15/3).

Dari seluruh lahan yang dikuasai ADS hingga saat ini, ternyata baru sekitar 600 ha yang sudah menghasilkan kelapa sawit.

Di luar Tanjung Jurong, BWPT, melalui tujuh anak perusahaannya, memiliki perkebunan sawit yang lokasinya tersebar di Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur.

Selain memperluas area tertanam kelapa sawit, Adhyaksa akan menggunakan sebagian pinjaman untuk membiayai pembangunan pabrik pengolahan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) di lokasi yang sama. Pabrik yang ditargetkan beroperasi pada tahun depan ini akan menjadi pabrik pertama yang dimiliki Adhyaksa.

Pabrik pengolahan CPO tersebut berkapasitas produksi 30 ton per jam, dan dapat ditambah menjadi 65 ton per jam. Nilai total investasi proyek tersebut diperkirakan mencapai Rp 65 miliar.

Manajemen BWPT sejauh ini belum menentukan kapan waktu yang pas untuk menarik pinjaman Bank BNI.

Ekspansi Adhyaksa selama ini memang masih dibiayai BWPT. Adhyaksa tercatat memiliki utang kepada induknya itu senilai Rp 105 miliar. Harga saham BWPT, penutupan Selasa (15/3) 1,82% menuju Rp 1.080 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×