kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

BWPT lunasi utang bank Rp 200 miliar


Jumat, 14 Januari 2011 / 09:20 WIB


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. PT BW Plantantion Tbk (BWPT) telah selesai membayar utangnya kepada bank bernilai total Rp 200 miliar. Pinjaman bank tersebut berasal dari Bank Artha Graha dan Citibank. Pembayaran utang bank menggunakan dana hasil penerbitan obligasi di bulan November 2010 lalu.

Kelik Irwantono, Sekretaris Perusahaan BWPT menyampaikan kalau mereka telah membayar utang pada bank Artha Graha pada akhir 2010 lalu senilai Rp 56 miliar. Di mana perinciannya utang berbentuk rupiah sebesar Rp 12,47 miliar dan sisanya sebesar berbentuk dolar AS senilai US$ 4,81 juta atau Rp 43,29 miliar.
BWPT juga membayar pinjaman pada Citibank dengan total Rp 144 miliar. "Pembayaran pinjaman Citibank ini kami bayar dalam minggu kedua Januari," ujar Kelik.

Menurut Kelik, rencana pembayaran utang ini sudah sesuai dengan rencana penggunaan dana obligasi BWPT. "Sekitar 30% dana obligasi akan kami gunakan untuk refinancing loan (pembayaran pinjaman)," tutur dia. Tahun lalu, BWPT menerbitkan obligasi senilai Rp 700 miliar.

Pada penerbitan obligasi tahun lalu, BWPT memberikan bunga sebesar 10,65%. Menurut Kelik, bunga tersebut cukup rendah dibandingkan bunga bank yang harus dibayar. Sebab untuk membayar bunga pinjaman dari Citibank saja mencapai 10% per tahun. Sedangkan bunga yang harus dibayar untuk pinjaman berdenominasi rupiah di Bank Artha Graha sebesar 14,5% - 18,5%. Nah pinjaman dalam bentuk dollar AS sebesar 9% - 10%. "Kami masih diuntungkan dengan membayar bunga obligasi," kata Kelik.

Namun, dari segi rasio utang terhadap ekuitas alias debt to equity ratio (DER) Kelik mengaku rasio mereka justru membesar. Dari semula 0,6 kali menjadi 1 kali. "Rasio utang kami masih dalam taraf wajar, sebab dari ketentuan perusahaan rasio utang harus dijaga di bawah 2,5 kali," terang Kelik.

Hal ini tentu lebih disebabkan dari jumlah utang yang juga meningkat. Tapi meski begitu, BWPT berharap kinerja mereka juga ikut meningkat. Sebab 60% dana obligasi digunakan untuk ekspansi penambahan lahan tertanam sebesar 10.500 hektare.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×