Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
Di tengah dominasi aksi jual asing, penguatan IHSG dalam beberapa hari terakhir diduga ditopang oleh investor institusi lokal.
Dua institusi besar, yakni Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan dan Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Taspen), disebut-sebut telah meningkatkan alokasi investasi mereka di pasar saham.
BPJS Ketenagakerjaan mencatatkan porsi investasi di saham sebesar 6,81% hingga Maret 2025, naik dari 6,41% pada Februari 2025. Dengan total dana kelolaan mencapai Rp 798,3 triliun, peningkatan alokasi ini dinilai berdampak signifikan terhadap likuiditas pasar.
Baca Juga: IHSG Rentan Tertekan, Investor Institusi Lokal Jadi Andalan
Budi Frensidy mengatakan, keberadaan dana kelolaan besar dari BPJS dan Taspen berpotensi memberikan kekuatan tambahan pada IHSG. Ia memperkirakan, jika sekitar 15%-25% dari dana kelolaan kedua institusi ini ditempatkan di saham, dampaknya terhadap pasar akan semakin terasa.
Chief Executive Officer Edvisor Profina Visindo, Praska Putrantyo, juga menyebut kehadiran BPJS dan Taspen penting dalam menjaga stabilitas pasar.
“Kehadiran institusi tersebut dapat membantu likuiditas pasar dan menjadi penstabil jangka panjang,” ujarnya.
Meski demikian, Praska menekankan bahwa investor asing tetap memegang peran penting dalam menentukan arah IHSG. Jika tekanan jual asing berlanjut, maka IHSG berpotensi kembali melemah.
Baca Juga: Rekomendasi Saham Hari Ini di tengah Peluang Penguatan IHSG
Untuk proyeksi hingga akhir kuartal II-2025, Praska memperkirakan IHSG akan bergerak di kisaran 6.200–6.800. Sementara itu, Budi memperkirakan IHSG akan berada dalam rentang 6.500–6.800.
Selanjutnya: Layanan Kesehatan Mata Anak Satu Atap Perkuat Posisi JEC di Industri Eye Care
Menarik Dibaca: 7 Solusi Stylish untuk Membuat Rumah Anda Lebih Ramah untuk Kucing dan Anjing
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News