kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Aduh, rupiah jatuh ke Rp 14.408 per dollar AS


Selasa, 15 September 2015 / 17:18 WIB
Aduh, rupiah jatuh ke Rp 14.408 per dollar AS


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Rupiah semakin terpuruk menjelang di hadapan dollar Amerika Serikat (AS) menjelang Federal Open Market Committee (FOMC). Mengacu data Bloomberg, Selasa (15/9) di pasar spot rupiah sentuh level Rp 14.408 per dollar AS atau melemah 0,52% dibandingkan sebelumnya Rp 14.333 per dollar AS.

Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova mengatakan, meski data neraca perdagangan Indonesia mencatatkan hasil surplus pada bulan Agustus namun belum mampu mengangkat nilai tukar rupiah bergerak menguat terhadap dolar AS, hal itu karena pelaku pasar uang sedang fokus menanti kebijakan the Fed mengenai rencananya untuk kenaikan suku bunganya (Fed fund rate).

Dalam data Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2015 surplus sebesar 433,8 juta dollar AS, yang dipicu oleh surplus sektor nonmigas sebesar 1,01 miliar dollar AS meskipun sektor migas mengalami defisit 580 juta dollar AS.

"Pelaku pasar menanggapi netral hasil kinerja neraca perdagangan Indonesia. Diharapkan the Fed segera memutuskan rencananya untuk menaikkan suku bunga," ujar Rully Nova dikutip dari Antara.

Menurut dia, jika the Fed menaikkan suku bunganya maka potensi rupiah melemah lebih dalam cukup terbuka hingga menyentuh level Rp15.000 per dolar AS, namun koreksi itu hanya bersifat sementara karena pelaku pasar akan kembali mencermati fundamental ekonomi domestik.

"Fundamental ekonomi Indonesia masih prospektif untuk mencatatkan pertumbuhan menyusul akan adanya percepatan anggaran belanja modal pemerintah untuk pembangunan infrastruktur," katanya.

Di sisi lain, lanjut dia, Bank Indonesia juga sudah menyiapkan kebijakannya salah satunya melalui pengendalian volatilitas nilai tukar rupiah dan memelihara kepercayaan pasar terhadap pasar surat berharga negara (SBN) melalui pembelian di pasar sekunder.

Selain itu, lanjut dia, BI juga mengambil kebijakan mengubah mekanisme lelang sertifikat deposito Bank Indonesia (SDBI) dari variable rate tender menjadi fixed rate tender dan menyesuaikan pricing SDBI serta menerbitkan SDBI tenor enam bulan.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa (15/9) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp14.371 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp14.322 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×