kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Rupiah kembali ke level terendah Rp 14.333 / USD


Senin, 14 September 2015 / 17:50 WIB
Rupiah kembali ke level terendah Rp 14.333 / USD


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Rupiah kembali sentuh level terendah di hadapan dollar Amerika Serikat (AS). Mengacu data Bloomberg, Senin (14/9) di pasar spot rupiah kembali ke level Rp 14.333 per dollar AS atau melemah 0,08% dari sebelumnya Rp 14.322 per dollar AS.

Laju rupiah masih dibayangi kenaikan suku bunga Federal Reserve (The Fed). Pasar tengah menanti keputusan bank sentral AS itu dalam rapat pekan ini.

Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong menuturkan peluang kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau the Fed masih menjadi perdebatan, apakah akan dinaikkan bulan ini atau ditunda kembali hingga Desember. Minimnya kepastian itu membuat pelaku pasar cenderung mengambil posisi "wait and see" sehingga laju rupiah mendatar.

Ia mengatakan bahwa data produk domestik bruto (PDB) kuartal dua Amerika Serikat menjadi 3,7 persen mendukung peluang kenaikan suku bunga the Fed. Namun, inflasi Amerika Serikat yang masih rendah dan harga dolar AS yang terlalu kuat dapat menjadi hambatan bagi the Fed menaikkan suku bunga.

"Diharapkan rapat the Fed menghasilkan pandangan baru sehingga tidak membuat pasar kembali bergejolak," kata Lukman dikutip dari Antara.

Lukman Leong mengharapkan bahwa rapat the Fed memutuskan untuk menaikkan suku bunganya agar pasar mendapatkan kepastian sehingga investor dapat menghitung secara pasti langkah selanjutnya dalam berinvestasi.

"Kenaikan suku bunga the Fed memang akan berdampak pada menurunnya aset di negara berkembang, termasuk di Indonesia, namun itu hanya bersifat jangka pendek. Setelah itu aset di negara berkembang akan kembali normal," katanya.

Ia menambahkan bahwa jika hasil rapat the Fed seperti pada pertemuan sebelumnya atau belum memberikan pandangan baru dalam menaikkan suku bunga maka gejolak di pasar negara berkembang dapat lebih besar. "Situasi itu menjadi tidak lebih bagus bagi rupiah ke depannya," ucapnya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin (14/9) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp14.322 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp14.306 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×