Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi
Namun, Rudiyanto memproyeksikan imbal hasil deposito dan reksadana pasar uang akan menurun di sekitar 4,5%-5,5% karena dampak penurunan suku bunga.
Harga emas juga diproyeksikan menurun. Eko mengatakan sejatinya kondisi ekonomi saat ini masih belum pasti dan emas masih dijadikan sebagai aset safe haven sehingga harga emas saat ini menjulang.
Namun, ke depan siklus kenaikan emas akan terhenti bila ekonomi mulai membaik.
Baca Juga: Resmi dibuka, pemerintah patok target awal penjualan sukuk ritel SR013 Rp 5 triliun
Jumat (28/8) harga emas Antam berada di Rp 1.012.000 per gram, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim memproyeksikan harga emas Antam di akhir tahun berpotensi menurun ke Rp 850.000 per gram.
Sementara, untuk di semester I-2021 berpotensi kembali naik ke Rp 950.000 per gram. Menurut Ibrahim, di tahun depan harga emas berpotensi naik karena perekonomian dunai masih dalam proses pemulihan dan stimulus bank sentral masih membanjiri pasar.
Dengan proyeksi pertumbuhan beberapa instrumen investasi ini, Wawan masih menjagokan investasi berbasis obligasi. Alasannya, kondisi saat ini masih belum pasti dan lebih baik pilih instrumen dengan risko rendah.
Baik investor agresif hingga moderat Wawan menyarankan sebesar 50% alokasi investasi ditaruh pada obligasi. Sisanya 30% alokasi pada saham dan 20% di pasar uang bisa dipilih investor agresif. Sedangkan untuk investor moderat 30% alokasi pada pasar uang dan 20% pada saham.
Untuk investor yang mengejar imbal hasil, Eko menyarankan bisa memilih saham. Dengan syarat investor tetap alokasikan dana di instrumen yang likuid dan alokasi di saham hanya 50%.
Sementara, bagi investor yang ingin menjear imbal hasil diantara reksadana pendapatan tetap dan SR013, Eko lebih memilih reksadana pendapatan tetap, karena instrumen ini berpotensi memberi imbal hasil lebih dari 6,05%.
"SR013 cocok bagi investor yang ingin pindah dari deposito karena imbal SR013 jelas lebih tinggi dari deposito," kata Eko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News