kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ada Blue Chip, Analis Rekomendasi Beli Saham Ini Saat Investor Asing Gencar Ke Bursa


Selasa, 20 Agustus 2024 / 07:37 WIB
Ada Blue Chip, Analis Rekomendasi Beli Saham Ini Saat Investor Asing Gencar Ke Bursa
ILUSTRASI. Ada Blue Chip, Analis Rekomendasi Beli Saham Ini Saat Investor Asing Gencar Ke Bursa


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah saham termasuk blue chip menjadi jagoan analis untuk mulai dikoleksi pada Agustus 2024 ini. Pasalnya, investor asing tercatat kembali masuk ke pasar saham Indonesia pada Agustus ini. 

Melansir RTI, aliran dana asing tercatat masuk ke pasar saham domestik sebesar Rp 352,9 miliar hari ini (19/8). Dalam sebulan terakhir, aliran dana asing yang masuk ke bursa sebesar Rp 4,31 triliun di pasar reguler.

Di sisi lain, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik ke level 7.466 pada perdagangan hari ini. IHSG sudah naik 2,32% dalam sepekan dan 1,98% dalam sebulan. Secara year to date (ytd), IHSG sudah berhasil naik 2,67%.

Pada perdagangan hari ini, BBCA menjadi saham yang paling banyak dibeli asing, yaitu sebesar Rp 256,2 miliar. Lalu, disusul BMRI yang dibeli asing Rp 140,3 miliar, ASII dibeli asing Rp 74,1 miliar, BREN dibeli asing Rp 51,9 miliar, dan BBNI dibeli asing Rp 39,9 miliar.

Baca Juga: IHSG dan Rupiah Menguat, Intip Arah Investasi Investor Asing di Bursa

Sebulan terakhir, saham yang banyak dikoleksi asing di pasar regular adalah BMRI sebanyak Rp 2,1 triliun. Lalu, BBCA yang dibeli asing Rp 1,9 triliun, ASII Rp 604,3 miliar, ADRO Rp 280,6 miliar, dan JPFA Rp 268,6 miliar.

Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas melihat, tren masuknya aliran dana asing ini masih akan terjadi hingga akhir tahun 2024, atau hingga tahun 2025. 

Sebab, aliran dana asing di tahun ini sebelumnya juga sudah sempat banyak keluar dari bursa saham domestik. Hal ini dinilai wajar terjadi ketika kondisi dinilai sudah mereda atau aksi profit taking selesai. 

“Ini sudah waktunya mereka melakukan pembelian kembali (buyback) dari para investor asing. Terutama, pergerakan rupiah saat ini sudah mulai menguat,” ujarnya kepada Kontan, Senin (19/8).

Sektor-sektor yang akan menjadi sasaran para investor asing adalah sektor perbankan, terutama blue chip big 4, infrastruktur, serta saham berkapitalisasi pasar besar dan bervaluasi menarik.

Baca Juga: Membaca Arah IHSG dan Saham Unggulan Analis Merespons RAPBN 2025

Di sisi lain, Sukarno melihat, IHSG berpotensi lanjut ke level 7.500 - 7.600 pada akhir tahun 2024. Potensi pemotongan suku bunga The Fed sampai beberapa kali hingga akhir tahun 2024 menjadi katalis utama.

“Selain itu, investor juga memperhatikan risiko pelemahan ekonomi atau resesi Amerika Serikat (AS) dan tensi geopolitik,” tuturnya.

Tim Analis NH Korindo mencatat, sektor teknologi, transportasi, perbankan, menara telekomunikasi, dan pertambangan menarik untuk dilirik oleh investor hingga akhir tahun 2024.

Analis NH Korindo Richard Jonathan Halim mengatakan, sektor teknologi diuntungkan dari adopsi teknologi baik artificial intelligence (AI) dan cloud computing yang meningkat, serta dukungan kebijakan pemerintah. 

Meski banyak saham teknologi di Indonesia didominasi oleh e-commerce, namun ada perusahaan seperti penyedia data center dan penyedia infrastruktur internet yang akan lebih diuntungkan.

“Terutama, dengan penetrasi internet yang mendekati 80% di Indonesia dan proyeksi ekonomi digital sebesar US$ 210 miliar GMV pada tahun 2025,” ujarnya kepada Kontan, Senin (19/8).

Baca Juga: Hanya 98 Pinjol Legal Resmi Terdaftar OJK Agustus 2024, Jauhi Nama Pinjol Ilegal Ini

Sektor transportasi dilihat menarik karena didorong oleh mobilitas yang meningkat. Namun, sektor ini juga terbebani oleh fluktuasi harga minyak dan bahan bakar.

Richard merekomendasikan beli untuk GOTO, WIFI, ASSA, dan BIRD dengan target harga masing-masing Rp 77 per saham, Rp 318 per saham, Rp 1.100 per saham, dan Rp 1.920 per saham.

Analis NH Korindo Leonardo Lijuwardi melihat, sektor perbankan masih menjadi penggerak IHSG hingga hari ini. Situasi higher for longer yang sedang berlangsung bisa menjadi salah satu katalis yang baik untuk sektor ini, terutama jika melihat dari Cost of Fund beberapa perbankan empat besar, khususnya di periode kuartal II.

“Situasi ini diharapkan bisa meningkatkan net interest margin (NIM), sembari mempertahankan kinerja pertumbuhan penyaluran kredit,” ujarnya.

Sektor telekomunikasi yang menarik untuk diamati adalah sektor menara telekomunikasi, khususnya TOWR dan TBIG. Adapun MTEL sebenarnya cukup menarik, namun yang menjadi katalis adalah penurunan suku bunga acuan The Fed. 

“Jika suku bunga acuan The Fed mengalami penurunan, hal tersebut bisa menjadi katalis bagi TOWR dan TBIG, dimana kedua emiten tersebut sangat sensitif terhadap penurunan suku bunga the Fed dan Yield dari Obligasi,” kata Leonardo.

Baca Juga: Daftar CPNS Di Sscasn.bkn.go.id, Pemprov Jawa Tengah 4.446 Formasi CASN 2024

Leonardo merekomendasikan beli untuk BBCA, BBRI, BBNI, BMRI, TOWR, dan TBIG dengan target harga masing-masing Rp 11.500 per saham, Rp 5.550 per saham, Rp 6.125 per saham, Rp 7.775 per saham, Rp 1.070 per saham, dan Rp 2.390 per saham.

Analis NH Korindo Axell Ebenhaezer melihat, sektor tambang terdorong oleh harga global batubara dan nikel yang sudah jauh lebih stabil dibandingkan tahun lalu. Hal ini disebabkan oleh permintaan dan penawaran yang lebih seimbang.

Untuk jangka pendek, salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan adalah fenomena alam El Nina, yang diprediksi akan membawa curah hujan cukup ekstrim, sehingga berdampak terhadap produksi tambang domestik. 

“Permintaan komoditas hasil tambang diproyeksi akan secara perlahan menanjak naik. Sebab, China saat ini sudah menunjukkan tanda-tanda pemulihan ekonomi berdasarkan data makro terbaru,” kata Axell.

Axell merekomendasikan beli untuk PTBA dengan target harga Rp 4.900 per saham.

Baca Juga: Daftar Di Sscasn.bkn.go.id Mulai Hari Ini, Pemerintah Buka 250.407 Formasi CPNS 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×