Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyak emiten saham yang akan melakukan pembayaran dividen pada Mei 2024 ini. Dari deretan emiten yang akan melakukan pembayaran dividen saham tersebut, analis rekomendasi sejumlah saham blue chip untuk dikoleksi.
Catatan KONTAN, emiten yang berpotensi melakukan pembayaran dividen saham antara lain PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) dan PT ABM Investama Tbk (ABMM).
Kemudian ada PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO), PT Elnusa Tbk (ELSA) PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS).
Pelaku pasar juga masih bisa menjaring cuan dari emiten yang menjadwalkan cumulative date (cum date) pada pekan ini. Antara lain PT Astra International Tbk (ASII), PT Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN), PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG), PT Indika Energy Tbk (INDY) dan PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP).
Selain itu, para investor bisa memburu peluang dividen dari emiten yang baru menggelar RUPST pada pekan lalu. Di antaranya ada PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), PT Hillcon Tbk (HILL), PT Mandiri Herindo Adiperkasa Tbk (MAHA), PT Dana Brata Luhur Tbk (TEBE) dan PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA).
Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih menyoroti secara historis emiten dari sektor komoditas terutama pertambangan rajin membagi dividen. Meskipun laba melandai, tapi porsi Dividend Payout Ratio (DPR) maupun yield masih terbilang tinggi.
Contohnya ANTM dan PTBA, dua BUMN tambang yang menggelar RUPST pada Rabu (8/5) lalu. ANTM mengerek naik DPR menjadi 100% dari laba bersih tahun buku 2023 atau senilai Rp 3,07 triliun. Dividend Per Share (DPS) setara Rp 128,07 per saham atau mencerminkan yield sebesar 8,3%.
Sementara PTBA menebar dividen dengan DPR 75% dari laba bersih 2023 atau senilai Rp 4,57 triliun. Meski secara DPR menyusut dari dua tahun terakhir, namun yield PTBA masih terbilang tinggi, yakni di level 13,57% dengan DPS sebesar Rp 397,7 per saham.
Di samping sebagai cerminan kinerja tahun lalu, pembagian dividen juga menggambarkan optimisme dan komitmen emiten dalam menjaga performa arus kas. Seperti ANTM yang menunjukkan stabilitas arus kas operasional, dan PTBA yang ingin mempertahankan posisi arus kas di tengah penurunan harga batubara.
Ratih lantas mengamati kecenderungan harga saham telah mencerminkan informasi yang ada di pasar, termasuk aksi pembagian dividen. Sehingga harga saham relatif sudah priced in. "Ada baiknya investor dapat memproyeksikan return dari dividen sebelum pengumuman DPR dalam RUPS," kata Ratih kepada Kontan.co.id, Minggu (12/5).
Head of Research Mega Capital Sekuritas (InvestasiKu) Cheril Tanuwijaya menambahkan, pelaku pasar umumnya merespons positif saat manajemen emiten memberikan bocoran pembagian dividen hingga ada informasi resmi terkait besaran dividen yang dibagikan. Tapi, menjelang cum date harga sahamnya akan cenderung terkoreksi.
Apalagi di tengah kondisi pasar saham yang masih dibayang-bayangi tekanan. "Pasar merespons positif dengan cepat, namun psikologis pasar lebih bersikap hati-hati karena memang dari sentimen global juga masih risk off. Cenderung lebih cepat profit taking & hati-hati menghindari drop harga saat ex date," ungkap Cheril.
Dalam situasi seperti ini, Founder Stocknow.id Hendra Wardana melihat musim pembagian dividen kali ini belum menjadi katalis signifikan yang mengangkat performa pasar saham, seperti tercermin dalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Dibandingkan momentum dividen, IHSG lebih berpotensi terdongkrak oleh pergerakan saham-saham big caps.
Terlebih dengan adanya sentimen sell in may and go away yang menghantui psikologis pasar. "Selain itu sentimen global dan domestik belum dapat mendukung IHSG untuk rally seperti di awal tahun 2024," kata Hendra.
Strategi dan Rekomendasi Saham
Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto turut memperkirakan efek musim dividen kali ini tidak signifikan mengubah arah IHSG yang masih sideways. "Biasa terjadi pada pembagian dividen di pertengahan tahun. Dividen hanya akan dianggap ongkos tunggu selama tren market masih stagnan," ujar William.
Meski begitu, jika saham yang akan membagikan dividen sedang mengalami tren pelemahan, maka sentimen dividen bisa membantu mengurangi tekanan. Pendorongnya adalah minat beli dari investor yang mengincar dividen.
"Bagi investasi jangka panjang, saat ini cukup tepat untuk buy atau hold, karena ada faktor diskon dari pasar, dimana harga-harga saham menurun dan menghasilkan dividend yield yang relatif tinggi," imbuh William.
Sedangkan Ratih menekankan pentingnya money management serta entry & exit plan yang tepat bagi investor yang ingin mengakumulasi saham dalam momentum pembagian dividen. Langkah ini penting untuk meminimalkan kerugian ketika terjadi penurunan harga saham saat ex-date atau terkena dividend trap.
Mempertimbangkan momentum teknikal, analis rekomendasi sejumlah saham untuk dikoleksi. Beberapa diantaranya saham tersebut adalah anggota blue chip.
Baca Juga: Kalahkan BBRI, Harga Saham Blue Chip Ini Melesat 48% Ytd, Pilih Beli atau Jual?
Saham blue chip adalah saham lapis satu di bursa efek yang memiliki fundamental kuat dan kapitalisasi pasar besar. Di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham yang identik blue chip adalah saham-saham di Indeks LQ45.
Ratih menyarankan trading plan untuk buy ANTM dengan target harga pada resistance Rp 1.600 dan support di Rp 1.480. Selanjutnya, wait and see untuk saham ADRO (resistance di Rp 2.950 dan support di Rp 2.750) dan PTBA (resistance di Rp 3.050 dan support di Rp 2.800).
Saham ANTM, ADRO, dan PTBA merupakan anggota LQ45. Pada perdagangan Rabu 8 Mei 2024, harga saham ANTM ditutup di level 1.535 naik 30 poin atau 1,99% dibandingkan sehari sebelumnya. Namun saham ANTM masih terakumulasi turun 200 poin atau 11,53% secara year to date (ytd).
Cheril menyematkan rekomendasi buy saham ADRO dengan target harga Rp 3.000 dan stop loss di Rp 2.750. Kemudian buy ELSA untuk target harga Rp 450 dan stop loss di Rp 410.
Hendra melirik peluang buy on weakness pada saham EXCL dan ASII. Sedangkan William menjagokan saham ADRO, JSMR, TAPG, MAHA, GEMS dan ELSA.
Itulah rekomendasi saham blue chip untuk perdagangan hari ini, Senin 13 Mei 2024. Ingat, segala risiko investasi atas rekomendasi saham di atas menjadi tanggung jawab Anda sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News