Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Investor asing masih menahan diri masuk pasar saham Indonesia. Indikasinya, sejak awal tahun hingga kemarin atau year to date (ytd), asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) mencapai Rp 2,27 triliun.
Namun, para pelaku pasar optimistis, kondisi ekonomi dan pasar modal Indonesia tahun ini membaik. Rencana pemerintah menggeber proyek infrastruktur masih menjadi sentimen positif yang mengerek pertumbuhan.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik tipis 0,07% (ytd). Pemicunya adalah kenaikan pertumbuhan pada pekan terakhir Januari.
Ari Pitoyo, Chief Investment Officer Eastspring Investments Indonesia, memprediksi, pasar saham pada tahun ini akan bullish. Laba emiten juga bisa tumbuh positif dan terus berkembang dalam jangka panjang.
Tetapi hal ini tidak serta merta akan menarik dana asing masuk dengan cepat. Setidaknya, dalam jangka pendek dana asing tidak akan mengalir deras ke pasar modal Indonesia. Faktor global masih menjadi pemicu, terutama terkait perlambatan ekonomi Tiongkok dan koreksi harga komoditas. "Dana asing saat ini outflow di pasar saham, sementara di pasar obligasi inflow. Memang situasi dan kondisi sekarang terlalu volatile, kita menunggu apa yang terjadi di Tiongkok. Sekarang asing masih wait and see," tutur Ari.
Saat ini, para investor cenderung menahan diri membelanjakan uang mereka. Namun, bila nanti arah ekonomi Indonesia sudah jelas, asing bakal mengalirkan dana dengan deras ke pasar Indonesia. Sebab, pasar Indonesia masih menarik di antara pasar global dan menawarkan pertumbuhan jangka panjang.
Yang pasti, para pelaku pasar masih mencermati rencana kenaikan suku bunga The Fed secara bertahap, kondisi perekonomian ekonomi China, serta tren pelemahan harga minyak di pasar internasional.
Sementara pada Senin (1/2) lalu, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio mengatakan, indikasi ekonomi dan pasar Indonesia mulai pulih sudah terlihat. Membaiknya data ekonomi seperti stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menjadi sentimen positif dari dalam negeri.
Apalagi Presiden Joko Widodo mendorong Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan alias BI rate agar memacu lebih cepat laju pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini bisa mendorong asing untuk lebih cepat mengalirkan dananya ke Indonesia.
Kemungkinan para pemodal asing masuk Indonesia setelah data ekonomi domestik dipublikasikan pada bulan Maret nanti. "Pasar sudah mulai membaik. Inflasi rendah dan rata-rata harga saham juga meningkat," ujar Tito.
Lucky Bayu Purnomo, analis LBP Enterprise, berpendapat, dana asing di bursa saham Indonesia tidak akan datang dalam jangka pendek. Capital inflow diprediksi mulai membanjiri pasar Indonesia pada jangka menengah dan panjang.
Di awal tahun asing tidak terlalu agresif menanamkan modal mereka. "Jangka pendek dana asing outflow, kapan asing inflow? Kemungkinan jangka menengah dan panjang. Kan mereka mencermati pasar kita terlebih dahulu," ujar dia.
Tahun ini kondisi pasar Indonesia diprediksi membaik. Hal itu lebih disebabkan sentimen positif dari kebijakan pemerintah. Setelah pengumuman laporan keuangan, pasar akan kembali normal. "Pasar tak langsung reli atau menguat signifikan karena perilaku pasar kali ini tak dibarengi sentimen positif dari luar negeri," tutur Lucky.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News