Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembukaan kembali kegiatan ekonomi memberi kepercayaan tersendiri bagi pebisnis otomotif. PT Astra International Tbk (ASII) menjelaskan, penjualan wholesales alias penjualan mobil dari pabrik ke dealer menurun drastis yakni 96% secara year on year (yoy) menjadi 3.551 unit pada Mei 2020.
Analis JP Morgan Benny Kurniawan dan Henry Wibowo dalam riset 15 Juni 2020 menjelaskan, hal ini karena produksi terhenti karena COVID-19 dan liburan Lebaran.
Baca Juga: Penjualan mobil sampai bulan Mei anjlok 41%, Astra masih kuasai pangsa pasar
Analis JP Morgan menyebut dalam risetnya kalau data penjualan Astra sesuai dengan proyeksi. "Kami memperkirakan, penjualan wholesales akan menurun secara signifikan," terang keduanya. Tetapi penjualan wholesales menurun pada Mei 2020 karena Daihatsu tidak melakukan pengiriman ke dealer, sementara Toyota mengirim hanya 716 unit jauh lebih kecil dari rata-rata unit 25.000-30.000 sebulan.
JP Morgan memperkirakan, Astra akan menerima peningkatan permintaan pada Juni 2020 di saat dealer akan mulai mengisi inventaris dan fasilitas manufaktur saat ekonomi mulai dibuka kembali.
Sementara penjualan ritel atau pengiriman dari dealer ke konsumen turun 82% secara yoy menjadi menjadi 17.000 unit. "Kami percaya jumlah penjualan bulan Mei akan menjadi titik nadir tahun ini untuk penjualan mobil baik penjualan wholesales maupun ritel," kata analis JP Morgan dalam riset 15 Juni 2020.
Pasalnya, Indonesia sudah membuka kembali kegiatan ekonomi yang sebelumnya melambat karena penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). "Kami memeriksa chanel kami menunjukkan pemesanan mobil pada minggu pertama Juni mulai relatif membaik dibanding April dan Mei," terang Henry dan Benny dalam riset.
Baca Juga: Industri otomotif bakal menggenjot penjualan pasca PSBB
Pangsa pasar Astra masih menjadi terdepan dengan memiliki 61% dari penjualan ritel. Sementara pangsa pasar wholesales 30%.
Ini konsisten dengan perilaku orang Indonesia selama masa-masa sulit, yang lebih memilih beralih ke merek berkualitas dan dikenal yang memiliki nilai jual kembali yang lebih tinggi. Pesaing utama Mitsubishi dan Honda melihat tren yang sama, penjualan ritel berkinerja lebih baik daripada wholesales. Tetapi pangsa pasar Mitsubishi dan Honda berkinerja buruk dibanding Astra dalam pangsa pasar ritel.
Baca Juga: Jadwal pembagian saham ASII ditetapkan 10 Juli 2020, per saham dapat berapa?
Persediaan di dealer sepertinya mulai menipis membuat Astra memiliki penyangga terbaik. Penjualan ritel yang cukup tinggi menandakan jika terjadi pengurangan persediaan di tingkat dealer sejak awal tahun.
Astra berada pada posisi terbaik untuk mengambil keuntungan dari pembukaan kembali ekonomi. Sebab menurut JP Morgan, dealer memiliki inventaris mobil dengan penambahan bersih 4.000 unit secara ytd sebelum pandemi. "Dealer memiliki buffer inventaris yang layak," tutur analis. Di sisi lain, Honda tampaknya paling tertinggal, karena penjualan ritel telah melampaui partai wholesales sebanyak 11.000 unit secara ytd.
Karena alasan tersebut, JP Morgan masih merekomendasikan membeli Astra di harga bawah. "Kami melihat valuasinya menarik pada level saat ini dan berita negatif atas bisnis otomotif telah tercermin dalam harga," tutur mereka.
Astra saat ini diperdagangkan pada EPS 9 kali untuk tahun 2021 dengan estimasi pertumbuhan EPS 12% per tahun untuk tahun depan. Saham menawarkan hasil 5% pada level saat ini, dan kami berharap dividen final sebesar Rp 157 per saham sehingga menawarkan dividen yield 3% dari harga saat ini.
Baca Juga: Corona belum reda, penjualan alat berat United Tractors (UNTR) diproyeksi tetap lesu
Secara year to date, harga saham ASII telah turun 31% lebih rendah dari penurunan IHSG yang turun 22%. JP Morgan tetap memasang overweight saham ASII dengan target harga di Rp 4.740 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News