Suspensi Saham JARR, PSKT dan UANG Dicabut, Cermati Rekomendasinya

Kamis, 28 Agustus 2025 / 16:20 WIB

ILUSTRASI. Kunjungan mahasiswa ke gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (19/8/2025). Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi mencabut suspensi saham PT Jhonlin Agro Raya (JARR), PT Red Planet Indonesia Tbk (PSKT), dan PT Pakuan Tbk (UANG). (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)

Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi mencabut suspensi saham PT Jhonlin Agro Raya (JARR), PT Red Planet Indonesia Tbk (PSKT), dan PT Pakuan Tbk (UANG).

Melansir pengumuman di laman BEI, pencabutan penghentian sementara perdagangan ketiga saham tersebut dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai mulai sesi I perdagangan hari ini, Kamis (28/8/2025).

Suspensi saham JARR dan PSKT dilakukan BEI pada perdagangan 27 Agustus 2025. Alasannya, karena ada peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada kedua saham tersebut.

Saham JARR dalam sepekan terakhir naik 57,82% dan terbang 144,85% dalam sebulan terakhir. Sejak awal tahun, JARR terbang 437,10% year to date (YTD).

PSKT naik 22% sepekan terakhir dan naik 171,11% dalam sebulan terakhir. Sejak awal tahun, PSKT sudah melesat 281,25% YTD.

Sementara, saham UANG disuspensi BEI pada tanggal 21 Agustus 2025. Serupa dengan JARR dan PSKT, suspensi UANG dilakukan lantaran ada peningkatan harga. Dalam sebulan terakhir, saham UANG terbang 258,91%. Meskipun begitu, sejak awal tahun, saham UANG malah turun 1,36%.

Analis Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta melihat, penguatan saham ketiga emiten itu tidak diiringi oleh aksi korporasi yang memberikan tambahan nilai ke kinerja mereka.

“Wajar Bursa melakukan suspensi dalam rangka cooling down,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (28/8/2025).

Ke depan, kinerja JARR diproyeksikan masih akan terkena sentimen positif dari penerapan B40 dan naik menjadi B50 di tahun 2026. Apalagi, JARR merupakan emiten sawit yang fokus memproduksi biodiesel dengan pelanggan terbesarnya adalah PT Pertamina Patra Niaga, yaitu sebanyak 55% dari total penjualan perseroan sepanjang semester I 2025.

Investor pun disarankan untuk mencermati kinerja fundamental emiten sebelum menaruh dana di saham mereka.

“Kinerja yang prospektif akan mengapresiasi harga saham, begitu pun sebaliknya,” katanya.

Nafan pun memberikan rekomendasi sell on strength untuk JARR. Sementara, PSKT dan UANG belum direkomendasikan, karena sahamnya kurang likuid.

Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana melihat, pergerakan saham JARR ada di level support Rp 1.525 per saham dan resistance Rp 1.735 per saham. Herditya pun merekomendasikan trading buy untuk JARR dengan target harga Rp 1.805 – Rp 1.870 per saham.