Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
Ini konsisten dengan perilaku orang Indonesia selama masa-masa sulit, yang lebih memilih beralih ke merek berkualitas dan dikenal yang memiliki nilai jual kembali yang lebih tinggi. Pesaing utama Mitsubishi dan Honda melihat tren yang sama, penjualan ritel berkinerja lebih baik daripada wholesales. Tetapi pangsa pasar Mitsubishi dan Honda berkinerja buruk dibanding Astra dalam pangsa pasar ritel.
Baca Juga: Jadwal pembagian saham ASII ditetapkan 10 Juli 2020, per saham dapat berapa?
Persediaan di dealer sepertinya mulai menipis membuat Astra memiliki penyangga terbaik. Penjualan ritel yang cukup tinggi menandakan jika terjadi pengurangan persediaan di tingkat dealer sejak awal tahun.
Astra berada pada posisi terbaik untuk mengambil keuntungan dari pembukaan kembali ekonomi. Sebab menurut JP Morgan, dealer memiliki inventaris mobil dengan penambahan bersih 4.000 unit secara ytd sebelum pandemi. "Dealer memiliki buffer inventaris yang layak," tutur analis. Di sisi lain, Honda tampaknya paling tertinggal, karena penjualan ritel telah melampaui partai wholesales sebanyak 11.000 unit secara ytd.
Karena alasan tersebut, JP Morgan masih merekomendasikan membeli Astra di harga bawah. "Kami melihat valuasinya menarik pada level saat ini dan berita negatif atas bisnis otomotif telah tercermin dalam harga," tutur mereka.
Astra saat ini diperdagangkan pada EPS 9 kali untuk tahun 2021 dengan estimasi pertumbuhan EPS 12% per tahun untuk tahun depan. Saham menawarkan hasil 5% pada level saat ini, dan kami berharap dividen final sebesar Rp 157 per saham sehingga menawarkan dividen yield 3% dari harga saat ini.
Baca Juga: Corona belum reda, penjualan alat berat United Tractors (UNTR) diproyeksi tetap lesu
Secara year to date, harga saham ASII telah turun 31% lebih rendah dari penurunan IHSG yang turun 22%. JP Morgan tetap memasang overweight saham ASII dengan target harga di Rp 4.740 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News