kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.873   66,00   0,41%
  • IDX 7.147   -14,46   -0,20%
  • KOMPAS100 1.093   -1,18   -0,11%
  • LQ45 868   -4,12   -0,47%
  • ISSI 217   0,73   0,34%
  • IDX30 444   -2,73   -0,61%
  • IDXHIDIV20 535   -4,97   -0,92%
  • IDX80 125   -0,13   -0,10%
  • IDXV30 135   -1,16   -0,85%
  • IDXQ30 148   -1,31   -0,88%

WNA Diperbolehkan Beli Apartemen, Cek Saham Rekomendasi Analis


Selasa, 15 Agustus 2023 / 05:00 WIB
WNA Diperbolehkan Beli Apartemen, Cek Saham Rekomendasi Analis


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Warga negara asing (WNA) saat ini diperbolehkan untuk memiliki hunian di dalam negeri tanpa harus memiliki kartu izin tinggal sementara (Kitas) atau kartu izin tinggal tetap (Kitap). Peraturan tersebut dinilai akan menguntungkan sejumlah emiten properti.

Hal itu salah satunya diatur oleh Keputusan Menteri ATR/Kepala BPN No. 1241/SK-HK.02/IX/2022 tentang Perolehan dan Harga Rumah Tempat Tinggal/Hunian Untuk Orang Asing. Peraturan tersebut mulai berlaku pada September 2022 lalu. 

Beleid tersebut merupakan tindak lanjut dari Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 18 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penetapan Hak Pengelolaan dan Hak Atas Tanah.

Baca Juga: Agung Podomoro Land (APLN) Catatkan Pendapatan Rp 600 Miliar pada Semester I-2023

Untuk pembelian rumah susun atau apartemen, WNA kini bisa mendapatkan hak milik, dari yang sebelumnya hanya bisa mendapatkan hak pakai.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta mengatakan, peraturan tersebut menguntungkan, karena bisa mendatangkan devisa bagi negara. 

Sementara, emiten properti yang memiliki apartemen akan mendapatkan capital inflow ke kinerja penjualan. 

Jika dilihat dari GDP per kapita, kata Nafan, WNA dari negara maju memiliki kemampuan finansial yang kuat. 

“Sehingga, bisa membeli dan berinvestasi dalam bentuk apartemen di Indonesia yang relatif tidak overpriced,” ujarnya kepada Kontan, Senin (14/8).

Baca Juga: Sejumlah Emiten Punya Utang dalam Dolar AS, Begini Prospek Kinerjanya

Di sisi lain, perekonomian Indonesia saat ini tengah menggeliat dan diperkirakan bisa tumbuh sesuai dengan ekspektasi IMF, yaitu di atas 5% pada akhir tahun 2023.

Lalu, pada tahun 2024, The Fed juga akan menerapkan soft landing policy. Sehingga, Bank Indonesia (BI) bisa mempertimbangkan untuk menerapkan expansionary monetary policy.

Akibatnya, permintaan kredit di sektor properti bisa meningkat, termasuk untuk KPA.  “Hal itu bisa menjadi sentimen positif untuk meningkatkan marketing sales emiten properti di semester II, karena bisa meningkatkan kinerja recurring income,” tuturnya.

Nafan pun merekomendasikan Add untuk CTRA dan BSDE dengan target harga masing-masing Rp 1.235 dan Rp 1.315 per saham. 

Baca Juga: Dana Asing Berpotensi Deras di Pasar Saham pada Semester II-2023

Lalu, SMRA dan PWON direkomendasikan buy on weakness dengan target harga Rp 685 dan Rp 488 per saham.

“Saham emiten properti saat ini rata-rata menarik, karena PE mereka masih di bawah 15x,” papar Nafan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×