kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.774   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Waspada koreksi IHSG, January Effect hampir berakhir


Sabtu, 23 Januari 2021 / 10:57 WIB
Waspada koreksi IHSG, January Effect hampir berakhir
ILUSTRASI. Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/nz


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 1,66% ke level 6.307,13 pada perdagangan Jumat (22/1). Penurunan signifikan ini menyebabkan IHSG tercatat hanya naik tipis 0,02% bila dihitung sejak awal tahun. 

Adapun level tertinggi IHSG sepanjang tahun ini yakni menyentuh 6.504,99. Senior Vice President Research Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial mengatakan, level tersebut telah menyentuh level tertinggi bahkan sejak Maret 2020. Namun, untuk menyentuh level tertinggi baru masih tergantung pada performa rupiah sebagai jangkar perekonomian Indonesia. "Korelasinya sangat kuat terhadap return on equity (ROE), profit margin serta purchasing power konsumen," kata Janson, Jumat (22/1). 

Adapun pada bulan pertama ini, Janson mengatakan January effect akan menggerakkan IHSG di resistance 6.500-6.550. Secara historikal, January effect mendorong IHSG menghijau selama 10 tahun terakhir dan menghasilkan koreksi di bulan berikutnya.

Dus, di Februari 2021 nanti IHSG juga diprediksi akan terkoreksi. "Sepertinya (Februari) koreksinya agak dalam karena valuasi yang tidak make sense," imbuh Janson. 

Baca Juga: IHSG melemah 1,66% pada Jumat (22/1), saham-saham BUMN top losers LQ45

Hal ini terlihat di kuartal keempat 2020, laporan keuangan kurang bagus secara kuartalan karena cenderung flat. Serta sektor riil masih lagging terhadap valuasi IHSG dan surat utang pemerintah. Indikator lagging ini masih terlihat dari penjualan ritel yang lesu dan pertumbuhan kredit yang menurun selama tiga bulan berturut-turut. 

Dengan begitu, Janson merekomendasikan investor untuk tetap memilih saham-saham defensif terutama konsumer. Sebab di saat IHSG melemah sektor ini yang akan menahan gerak penurunannya.

Adapun saham yang direkomendasikan seperti PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) buy on weakness pada Rp 7.200 dengan target harga Rp 9.000, dan buy on weakness PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) Rp 9.200 dengan target harga Rp 11.000 per saham. Kemudian buy on weakness saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) di harga Rp 1.580 dengan target harga Rp 1.900 per saham. 

Baca Juga: Begini arah pergerakan IHSG jelang akhir Januari 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×