Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diramal bakal cenderung melemah terbatas pada pekan terakhir Januari 2021. Pada Jumat (22/1), IHSG terkoreksi 1,66% ke level 6.307,13 dan dalam sepekan IHSG minus 1,04%.
Analis Pilarmas Invesntindo Sekuritas Okie Ardiastama menilai berdasarkan pergerakan historis, IHSG telah mencoba menyentuh level tertinggi yang pernah terbentuk pada Juli 2019. Signal divergence sudah terbentuk pada tanggal 13 Januari silam, pergerakan IHSG yang tidak mampu break impulsif pada pekan ini menggambarkan adanya peluang IHSG mengalami penurunan.
“Kami melihat sentimen January Effect sedang berlangsung, berdasarkan data historis, saat ini IHSG juga masih berada di atas penutupan bulan Desember,” tuturnya ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (22/1).
Okie mengatakan, upaya pemerintah dalam memperpanjang penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dinilai dapat menjadi pendorong melambatnya daya beli masyarakat. Ia juga berharap pengetatan aktivitas di beberapa negara diharapkan tidak berdampak pada turunnya permintaan global.
Baca Juga: IHSG turun 1,66% ke 6.307 pada Jumat (22/1), asing berburu saham bank besar
Menurut Okie, saat ini pelaku pasar cukup mencermati kebijakan dari pemerintah di negara lain terkait pengetatan aktivitas. Dalam sepekan ke depan, ia meramal IHSG akan melemah terbatas dengan support 6.178 dan resistance 6.428.
Sementara itu, untuk pada Februari Okie memandang pergerakan IHSG masih terbatas pada kisaran 5.981 hingga 6.569. Pelaku pasar bakal mencermati program vaksinasi oleh pemerintah.
“Mereka tentunya berharap dampak dari distribusi vaksin dapat segera terlihat pada pemulihan ekonomi, namun kami menilai dampak tersebut baru akan dirasakan paling cepat pada kuartal III-2021,” tambahnya.
Menjelang penutupan Januari hingga pertengahan Februari, Okie bilang pelaku pasar dapat mencermati saham berbasis komoditas, infrastruktur, dan konstruksi.
Ia mengungkapkan sektor perkebunan berpotensi menguat dalam jangka pendek maupun menengah. Harga CPO yang dalam sepekan terakhir mengalami penurunan berpotensi mengalami pembalikan arah.
Produksi yang terhambat sebagai dampak dari cuaca buruk memberikan peluang pada turunnya produksi, hal ini diharapkan dapat mendorong harga CPO kembali menguat dimana permintaan dunia saat ini juga masih cukup stabil.
Oleh karena itu, pelaku pasar bisa mencermati saham LSIP dengan target harga Rp 1.450 dan AALI dengan target harga Rp 12.650.
Sementara itu, Okie menambahkan komitmen pemerintah dalam mendorong pertumbuhan infrastruktur dinilai menjadi peluang bagi naiknya capaian kontrak baru emiten konstruksi, selain itu keseriusan pemerintah dalam meningkatkan investasi lewat SWF menjadi harapan pada masuknya aliran investasi di sektor strategis.
Dari sektor ini ia menjagokan PTPP, Okie menyarankan pelaku pasar untuk dapat beli saham PTPP dengan target harga Rp 2.360.
Selanjutnya: BI tahan suku bunga acuan, indeks saham sektor properti naik tipis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News