Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street dibuka melemah karena saham-saham megacaps terpukul oleh kenaikan imbal hasil US Treasury, setelah kenaikan penjualan ritel AS yang lebih tinggi dari perkiraan pada bulan Desember 2023. Hal itu mengurangi harapan penurunan suku bunga lebih awal dari Federal Reserve pada tahun ini.
Rabu (17/1), Dow Jones Industrial Average turun 110,22 poin atau 0,30% ke 37,250.90, indeks S&P 500 juga melemah 36,50 poin atau 0,77% ke 4,729.48 dan Nasdaq Composite turun 210,44 poin, atau 1,41%, pada 14.733,90.
Dengan posisi tersebut, indeks S&P 500 melemah ke level terendah dalam satu minggu. Sedangkan indeks saham blue-chip Dow Jones turun ke level terendah hampir satu bulan.
Pada awal perdagangan, saham megacaps termasuk Apple, Alphabet, Amazon.com dan Meta Platforms turun antara 1,3% dan 2,2%, karena imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun naik menjadi lebih dari 4%.
Sektor teknologi informasi adalah sektoral yang paling terpukul setelah turun 1,4% dalam indeks S&P 500.
Baca Juga: Wall Street Dibuka Melemah Dipengaruhi Penjualan Ritel yang Menguat
Data menunjukkan pengecer yang menawarkan diskon dan peningkatan pembelian kendaraan bermotor membantu kenaikan penjualan ritel AS yang lebih tinggi dari perkiraan, sehingga menjaga perekonomian tetap kokoh pada tahun 2024.
Ekspektasi para pedagang terhadap penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh The Fed pada bulan Maret turun menjadi 55%, dari sekitar 60% sebelum data tersebut dirilis.
"Setelah data penjualan ritel, investor khawatir bahwa The Fed cenderung tidak akan menurunkan suku bunga pada bulan Maret, sehingga menunda penurunan suku bunga pertama," kata Sam Stovall, kepala strategi investasi CFRA Research di New York.
"Pasar saat ini sedang melalui fase pencernaan karena menilai kembali waktu dan besarnya penurunan suku bunga pada tahun kalender ini."
Memasuki pertengahan bulan pertama tahun 2024, reli Wall Street yang hampir mencapai 14% dalam dua bulan terakhir tahun 2023 mulai melemah karena para bankir sentral AS terus meremehkan ekspektasi akan segera dimulainya siklus pelonggaran kebijakan, sementara data mengenai kinerja perekonomian tampak bercampur.
Indeks Volatilitas Pasar CBOE, yang merupakan ukuran ketakutan pasar, naik ke level tertinggi dalam dua bulan sebesar 14,80 poin pada siang hari.
Investor juga akan dengan cermat memantau pernyataan beberapa pejabat Fed pada hari itu, bersamaan dengan rilisnya "Beige Book", gambaran perekonomian AS, pada pukul 14.00 waktu setempat. DAN.
Sementara itu, saham Tesla melemah 2,5% setelah pembuat kendaraan listrik tersebut memangkas harga mobil Model Y di Jerman, seminggu setelah menurunkan harga untuk beberapa model di China.
Baca Juga: IHSG Ditutup Melemah 0,58%, Simak Proyeksi IHSG untuk Kamis (18/1)
Sejalan, saham Morgan Stanley turun 1,7% karena penurunan peringkat broker setelah pendapatan kuartal keempat yang lemah pada hari Selasa. Pemberi pinjaman lain seperti Bank of America dan Citigroup juga masing-masing turun lebih dari 1%.
Di sisi pendapatan, Charles Schwab turun 5,3%, setelah laba kuartal IV-2023 melemah 47%.
Spirit Airlines turun 20,7%, menyusul penurunan di sesi sebelumnya, setelah hakim AS memblokir JetBlue untuk mengakuisisi maskapai tersebut.
Ford Motor turun 1,8% karena laporan bahwa UBS telah menurunkan peringkat sahamnya.
Di sisi lain, saham Boeing naik 1,1% setelah Administrasi Penerbangan Federal mengatakan inspeksi kelompok awal pesawat 737 MAX 9 telah selesai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News