kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.788   7,00   0,04%
  • IDX 7.471   -8,29   -0,11%
  • KOMPAS100 1.155   0,80   0,07%
  • LQ45 915   1,71   0,19%
  • ISSI 226   -0,58   -0,26%
  • IDX30 472   1,50   0,32%
  • IDXHIDIV20 570   2,43   0,43%
  • IDX80 132   0,27   0,20%
  • IDXV30 140   1,10   0,79%
  • IDXQ30 158   0,52   0,33%

Wall Street Memerah pada Kamis (12/10), Imbal Hasil US Treasury Naik Pasca Rilis IHK


Kamis, 12 Oktober 2023 / 22:05 WIB
Wall Street Memerah pada Kamis (12/10), Imbal Hasil US Treasury Naik Pasca Rilis IHK
ILUSTRASI. Wall Street


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks-indeks utama Wall Street turun pada hari Kamis (12/10). Imbal hasil US Treasury naik setelah data ekonomi terbaru menunjukkan harga-harga konsumen naik lebih dari yang diperkirakan pada bulan September, meskipun tekanan harga yang mendasarinya berkurang.

Melansir Reuters, pukul 9:55 pagi waktu setempat, Dow Jones Industrial Average turun 94,20 poin atau 0,28% pada 33.710,67, S&P 500 turun 10,30 poin atau 0,24% pada 4.366,65, dan Nasdaq Composite turun 19,61 poin atau 0,14% pada 13.640,07.

Laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan, indeks harga konsumen (IHK) AS naik 0,4% di bulan September dibandingkan dengan estimasi kenaikan 0,3%, menurut para ekonom yang disurvei oleh Reuters.

Harga-harga naik menjadi 3,7% dibandingkan dengan estimasi 3,6% dalam 12 bulan hingga September.

IHK inti, yang tidak termasuk harga makanan dan energi yang bergejolak, naik 0,3% sesuai dengan estimasi.

Baca Juga: Wall Street Dibuka Turun Setelah Rilis Data Inflasi, Kamis (12/10)

"Angka-angka utama selalu mendapatkan perhatian paling besar, tetapi penting untuk melihat data inti karena itulah yang digunakan The Fed untuk membuat keputusan," kata Art Hogan, kepala strategi pasar B. Riley Wealth dikutip dari Reuters.

"The Fed akan mendapati diri mereka terlalu ketat pada paruh pertama tahun depan dan langkah mereka selanjutnya kemungkinan akan menurunkan suku bunga secara bertahap hingga paruh kedua."

Serangkaian data lain menunjukkan, klaim pengangguran naik 209.000 untuk pekan yang berakhir 7 Oktober, lebih rendah dari perkiraan kenaikan 210.000.

Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun naik menjadi 4,638%, setelah turun selama dua hari berturut-turut.

Para trader melihat peluang yang lebih kuat bahwa The Fed akan kembali menaikkan suku bunga tahun ini dan mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama lagi di tahun depan.

Presiden The Fed Boston Susan Collins mengatakan pada hari Rabu (11/10) bahwa meskipun peluang ekonomi untuk keluar dari resesi telah meningkat, ada kemungkinan bank sentral belum selesai dengan kenaikan suku bunga. Tujuannya untuk mengembalikan inflasi ke targetnya.

Baca Juga: Dolar AS Melemah, Harga Emas Beranjak Menguat Dekati Level US$ 1.900 Per Ons Troi

Pernyataan dari para pembuat kebijakan The Fed lainnya, termasuk Raphael Bostic dari Atlanta, juga diharapkan pada hari Kamis ini.

Dalam notulen pertemuan The Fed pada 19-20 September menunjukkan adanya ketidakpastian yang meningkat di jalur ekonomi AS, dengan data yang tidak stabil dan pengetatan pasar keuangan yang menimbulkan risiko terhadap pertumbuhan.

Di tempat itu, Israel mengatakan tidak akan ada pengecualian kemanusiaan untuk pengepungannya atas Jalur Gaza sampai semua sandera dibebaskan.

Lembaga penyiaran publik Kan mengatakan bahwa jumlah korban tewas di pihak Israel telah meningkat menjadi lebih dari 1.300 orang.

Sementara pihak berwenang Gaza mengatakan bahwa 1.354 orang Palestina telah terbunuh dan lebih dari 6.000 orang terluka dalam pemboman balasan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×