kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Wall Street Melemah Meski Data Inflasi AS Sesuai Ekspektasi


Kamis, 12 Januari 2023 / 21:47 WIB
Wall Street Melemah Meski Data Inflasi AS Sesuai Ekspektasi
ILUSTRASI. Wall Street turun di awal perdagangan Kamis (12/1).


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street turun di awal perdagangan Kamis (12/1). Data menunjukkan moderasi inflasi menambah harapan bahwa Federal Reserve akan mulai memperlambat laju kenaikan suku bunga di masa depan.

Pukul 21.38 WIB, Dow Jones Industrial Average turun 0,07% ke 33.949. Indeks S&P 500 melemah 0,13% ke 3.964. Sedangkan Nasdaq Composite turun 0,22% ke 10,908.

Laporan Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) menunjukkan harga konsumen AS tumbuh 6,5% secara tahunan di bulan Desember. Angka ini sesuai dengan ekspektasi dan turun dari 7,1% di bulan November.

Harga konsumen turun untuk pertama kalinya dalam lebih dari 2,5 tahun di bulan Desember. Angka inflasi Desember yang lebih rendah menunjukkan bahwa inflasi saat ini berada dalam tren penurunan yang berkelanjutan.

"Angka inflasi bulanan menunjukkan bahwa inflasi pasti moderat, tetapi mungkin tidak pada kecepatan yang diharapkan pasar," kata Darrell Cronk, kepala investasi di Wells Fargo Wealth & Investment Management kepada Reuters.

Baca Juga: Jelang Rilis Data Inflasi AS, Mayoritas Bursa Asia Ditutup Menguat, Kamis (12/1)

Harga konsumen berada dalam tren menurun setelah mencapai puncaknya pada bulan Juni 2022. Pasar berharap berlanjutnya moderasi inflasi terbaru dapat membujuk Fed untuk segera memberi sinyal jeda dalam siklus kenaikan suku bunga.

Optimisme tersebut telah mendukung pasar saham pada tahun 2023. Indeks S&P 500 naik 3,4% sepanjang tahun ini setelah mencatat penurunan tertajam sejak 2008 pada tahun lalu karena kenaikan suku bunga Fed yang cepat.

Sejumlah pejabat The Fed awal pekan ini mengisyaratkan kemungkinan kenaikan 25 basis poin selama pertemuan Februari jika data harga konsumen semakin menambah bukti pendinginan ekonomi.

Minggu ini menandai dimulainya musim pendapatan kuartalan. Perbankan besar diperkirakan akan melaporkan keuntungan yang lebih rendah. Sementara pendapatan S&P 500 secara keseluruhan diperkirakan menurun dari tahun ke tahun, menurut Refinitiv.

Baca Juga: Saham Sektor Indeks Bahan Baku Unjuk Gigi, Cermati Saham Pilihan Analis

Bed Bath & Beyond Inc naik 19,8% dalam perdagangan premarket. Harga saham Bed Bath & Beyond naik selama tiga sesi berturut-turut sebelumnya meskipun hasil kuartalan suram.

Harga saham Netflix Inc naik 1,9% karena Jefferies menaikkan peringkat perusahaan streaming ini menjadi beli. Sementara harga saham Tesla Inc turun 0,4% menyusul laporan bahwa produsen mobil listrik ini menunda rencana untuk memperluas pabriknya di Shanghai.

Harga saham American Airlines Group Inc naik 4,5% setelah menaikkan perkiraan laba kuartal keempat karena permintaan yang kuat untuk perjalanan selama musim liburan utama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×