Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks bursa saham Asia sore ini, Kamis (13/1) mayoritas ditutup menguat menjelang rilis data inflasi (CPI) Amerika Serikat (AS) untuk nanti malam.
Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia mengatakan, investor mempunyai ekspektasi bahwa inflasi sudah mulai mendingin di bulan Desember yang dapat memberi sinyal kepada bank sentral AS (Federal Reserve) bahwa rangkaian kenaikan suku bunga yang dilakukan tahun lalu telah berhasil mencapai tujuannya.
Dari Asia, China melaporkan laju inflasi yang semakin cepat di bulan Desember, didorong oleh lonjakan harga berbagai bahan makanan. Inflasi melonjak meskipun permintaan domestik terus melemah di tengah gelombang terkini penularan virus Covid-19.
Baca Juga: Pasar Saham Terkoreksi, Indeks Obligasi Indonesia Melaju ke Level Tertinggi 12 Bulan
Inflasi China naik 1,8% secara tahunan atau year-on-year (YoY) di bulan Desember, lebih tinggi dari kenaikan 1,6% YoY di bulan November. Untuk tahun 2022, inflasi naik 2,0%, di bawah target pemerintah China di kisaran 3%.
Data Producer Price Index (PPI) China memperlihatkan bahwa inflasi di level produsen turun 0,7% di bulan Desember, lebih kecil dari penurunan tajam 1,3% di bulan November.
Dengan demikian, PPI sudah mencatatkan deflasi selama tiga bulan beruntun seiring dengan memburuknya permintaan domestik di tengah lonjakan kasus penularan virus Covid-19.
Baca Juga: Mayoritas Bursa Asia Menguat Kamis (12/1) Pagi, Mengekor Kenaikan Wall Street
Di pasar Valuta Asing (Valas), nilai tukar yen Jepang (JPY) naik tajam terhadap dolar AS setelah surat kabar Yomiuri melaporkan bahwa bank sentral Jepang atau Bank of Japan (BOJ) akan mempelajari kembali (review) dampak dari kebijakan moneter Jepang yang super longgar pada pertemuan kebijakan BOJ minggu depan.
BOJ diyakini akan mengambil langkah-langkah tambahan untuk mengoreksi gangguan atau distorsi pada kurva imbal hasil (yield curve).
Hal ini mungkin dipicu oleh fakta bahwa imbal hasil surat utang Pemerintah Jepang atau Japanese Government Bonds (JGB) bertenor 10 tahun sudah bertahan di batas atas (0,5%) dari kisaran target selama empat hari beruntun pada saat BOJ sibuk memborong JGB dari pasar untuk menurunkan yield.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News