kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.171.000   -3.000   -0,14%
  • USD/IDR 16.770   45,00   0,27%
  • IDX 8.041   -85,89   -1,06%
  • KOMPAS100 1.115   -15,24   -1,35%
  • LQ45 796   -13,08   -1,62%
  • ISSI 280   -3,76   -1,33%
  • IDX30 418   -6,67   -1,57%
  • IDXHIDIV20 480   -5,99   -1,23%
  • IDX80 122   -1,69   -1,37%
  • IDXV30 134   0,38   0,28%
  • IDXQ30 132   -1,76   -1,31%

Wall Street Ditutup Melemah Terseret Ketidakpastian Prospek Penurunan Suku Bunga


Jumat, 26 September 2025 / 05:24 WIB
Wall Street Ditutup Melemah Terseret Ketidakpastian Prospek Penurunan Suku Bunga
ILUSTRASI. Wall Street kembali melemah untuk tiha hari berturut-turut


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street kembali ditutup melemah dengan sebagian besar sektor pada indeks S&P 500 melemah karena data ekonomi Amerika Serikat (AS) meningkatkan ketidakpastian atas prospek penurunan suku bunga dari Federal Reserve.

Kamis (25/9/2025), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 173,96 poin, atau 0,38%, menjadi 45.947,32, indeks S&P 500 melemah 33,25 poin, atau 0,50%, menjadi 6.604,72, dan indeks Nasdaq Composite melemah 113,16 poin, atau 0,50%, ke 22.384,70.

Sentimen bagi pasar saham AS datang setelah data menunjukkan klaim pengangguran awal turun 14.000 menjadi 218.000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 20 September. 

Data lain menunjukkan, ekonomi AS tumbuh lebih cepat dari perkiraan sebelumnya pada kuartal kedua di tengah belanja konsumen dan investasi bisnis yang kuat.

Presiden The Fed Chicago, Austan Goolsbee, juga mengatakan pada hari Kamis bahwa ia merasa tidak nyaman dengan pemotongan suku bunga yang terlalu cepat, mengingat inflasi merupakan risiko.

Baca Juga: LQ45 Merah, IHSG Melaju: Cek Saham Big Caps yang Masih Direkomendasikan

Komentar dan data tersebut menyusul langkah bank sentral AS pekan lalu yang menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin—pemotongan pertama sejak Desember—setelah adanya tanda-tanda pelemahan di pasar tenaga kerja. 

Hal ini juga memberikan indikasi akan adanya pemotongan suku bunga lebih lanjut. Ekspektasi investor terhadap pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin lagi dalam pertemuan The Fed bulan Oktober kini berada di angka 83,4%, turun dari sekitar 92% pada hari Rabu, menurut CME FedWatch Tool.

"Data ekonomi yang dirilis dalam satu atau dua hari terakhir agak membingungkan karena, menurut saya, hal itu menimbulkan pertanyaan" seberapa besar The Fed akan memangkas suku bunga lagi dan apakah The Fed perlu memangkas suku bunga lagi tahun ini, kata Peter Tuz, presiden Chase Investment Counsel di Charlottesville, Virginia.

Investor bersiap menyambut rilis indeks harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PSE) pada hari Jumat, ukuran inflasi yang disukai The Fed.

Sebagian besar sektor S&P 500 ditutup melemah, tetapi energi menguat 0,9% dan teknologi mencatat kenaikan tipis 0,03% sementara saham Intel melonjak 8,9%. 

The Wall Street Journal melaporkan, mengutip sumber yang mengetahui masalah ini, bahwa Intel telah menghubungi Taiwan Semiconductor Manufacturing Company untuk membahas investasi di bidang manufaktur atau kemitraan.

Di antara saham-saham yang mengalami penurunan, saham CarMax turun 20,1% setelah peritel mobil bekas tersebut melaporkan laba kuartal kedua yang lebih rendah. Selain itu, saham Accenture turun 2,7% bahkan setelah perusahaan konsultan tersebut melaporkan pendapatan di atas ekspektasi.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Teknikal Saham MDKA, PGAS, TOWR untuk Hari Ini (26/9)

Investor sangat ingin segera mendengar dari lebih banyak perusahaan mengenai hasil kuartalan mereka, terutama dengan valuasi yang dianggap tinggi setelah pasar mencapai rekor tertinggi baru-baru ini.

"Secara historis, valuasi kita memang berada di kisaran tertinggi," kata Rick Meckler, mitra di Cherry Lane Investments, sebuah kantor investasi keluarga di New Vernon, New Jersey. "Satu hal positif yang besar adalah tampaknya pemerintah akan membiarkan perusahaan teknologi besar berkembang."

Pekan depan akan dirilis laporan ketenagakerjaan bulanan AS yang sangat penting.

Para pembuat kebijakan moneter belum sepakat tentang langkah yang tepat ke depan terkait suku bunga, dengan Stephen Miran, pejabat The Fed yang baru ditunjuk Presiden Donald Trump, terus mendorong percepatan pelonggaran kebijakan.

Awal pekan ini, Ketua The Fed Jerome Powell menegaskan kembali bahwa bank sentral AS perlu menyeimbangkan kekhawatiran inflasi dengan melemahnya pasar tenaga kerja dalam keputusan suku bunga mendatang.

Selanjutnya: Rencana Kerja Minerba Satu Tahun Segera Berlaku

Menarik Dibaca: Review Vivo V60 Lite yang Pakai Sony IMX882 Super Jernih,Ini Dia Hasil Fotonya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×