Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Indeks utama Wall Street dibuka menguat pada Jumat (3/1), seiring investor terus memantau data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang akan dirilis.
Selain itu bersiap menghadapi kemungkinan perubahan kebijakan di bawah pemerintahan baru Presiden terpilih Donald Trump.
Melansir Reuters, Dow Jones Industrial Average dibuka naik 103,5 poin (0,24%) ke 42.495,76.
Indeks S&P 500 naik 22,5 poin (0,38%) ke 5.891,07 dan Nasdaq Composite bertambah 114,7 poin (0,59%) ke 19.395,511.
Baca Juga: Wall Street Melemah di Sesi Perdagangan Pertama Tahun 2025; Saham Tesla Anjlok
Wall Street mengawali tahun baru dengan performa yang lesu. Pada perdagangan Kamis (2/1), S&P 500 dan Nasdaq gagal mempertahankan kenaikan awal dan ditutup melemah untuk sesi kelima berturut-turut.
Hal ini bertentangan dengan tren historis di mana pasar biasanya menguat dalam lima hari terakhir Desember dan dua hari pertama Januari.
Secara mingguan, S&P 500 dan Dow diperkirakan turun lebih dari 1%. Sementara Nasdaq mencatat penurunan sekitar 2%.
Saham teknologi, yang menjadi motor penggerak kenaikan pasar dalam dua tahun terakhir, mengalami tekanan terbesar.
Ketidakpastian Kebijakan Trump
Analis menyoroti ketidakpastian terkait kebijakan yang mungkin diterapkan oleh pemerintahan Trump.
Dengan Partai Republik yang menguasai Kongres, Trump diperkirakan akan mengajukan sejumlah langkah, seperti pemotongan pajak korporasi, pelonggaran regulasi, pengenaan tarif perdagangan, dan pembatasan imigrasi ilegal.
Baca Juga: Wall Street Dibuka Berseri Sambut Perdagangan Pertama 2025
Kebijakan-kebijakan ini berpotensi meningkatkan keuntungan perusahaan dan mendorong ekonomi, tetapi juga membawa risiko tertentu.
"Gambaran ini cukup rumit. Awalnya, pada November, investor menganggap hasil pemilu sebagai hal positif karena hasilnya pro-pasar," ujar Peter Andersen, pendiri Andersen Capital Management.
"Namun, fokus kini beralih ke apakah kebijakan Trump akan memicu inflasi dan jika ya, apakah itu akan membuat The Fed mengubah arah kebijakan secara tiba-tiba dan mulai menaikkan suku bunga."
Pedagang kini memproyeksikan Federal Reserve akan menurunkan suku bunga sekitar 50 basis poin tahun ini, menurut CME Group's FedWatch Tool.
Di sisi lain, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun tetap stabil di level psikologis 4,5%.
Baca Juga: Agar Lebih Sukses, Warren Buffett Rekomendasikan 5 Buku untuk Dibaca pada 2025
Aliran dana ke ekuitas AS mengalami penurunan tajam pada minggu menjelang 1 Januari.
Investor juga menantikan laporan aktivitas manufaktur ISM untuk Desember yang akan dirilis hari ini, serta data ketenagakerjaan utama minggu depan.
Presiden The Fed Richmond Thomas Barkin, juga dijadwalkan memberikan pernyataan yang dapat memberikan petunjuk tentang arah kebijakan moneter.
Selanjutnya: Creador Akuisisi MG Group, Marketplace B2B Hospitality Asal Indonesia
Menarik Dibaca: Promo JSM Hypermart Periode 3-6 Januari 2025, Beli 1 Gratis 1 Ikan Baby Nila
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News