kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Walau sedang menurun, harga paladium masih berpotensi naik


Jumat, 23 November 2018 / 20:54 WIB
Walau sedang menurun, harga paladium masih berpotensi naik
ILUSTRASI. Palladium


Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah sempat menanjak, harga paladium kembali melandai sepanjang pekan ini. Namun, defisit pasokan yang masih terjadi akan mendorong harga komoditas tersebut untuk kembali mengalami kenaikan.

Mengutip Bloomberg, Jumat (23/11) pukul 18.30 WIB, harga paladium kontrak pengiriman Desember 2018 di New York Mercantile Exchange (NYMEX) berada di level US$ 1.126,70 per ons troi. Angka tersebut turun 0,57% dibandingkan perdagangan sebelumnya. Sedangkan dalam sepekan terakhir, harga paladium terkoreksi 2,41%.

Padahal, pada perdagangan Jumat (16/11) pekan lalu, harga paladium menembus level tertingginya di tahun ini yaitu US$ 1.154,60 per ons troi.

Analis Asia Tradepoint Futures Andri Hardianto menilai, harga paladium sebenarnya telah berada dalam tren menguat sejak memasuki paruh kedua tahun ini. Hal tersebut tak lepas dari defisit pasokan di tengah potensi meningkatnya permintaan dari sektor industri otomotif, khususnya dari China.

Ia pun menyebut, data Gold Fields Mineral Services (GFMS) menunjukkan bahwa akhir tahun nanti defisit pasokan paladium diperkirakan akan mendekati level 1 juta ons troi.

Di sisi lain, industri otomotif China sangat membutuhkan paladium sebagai konverter yang mampu mengubah gas beracun dari knalpot kendaraan menjadi zat yang lebih aman.

Pemerintah China pun berencana memberi stimulus untuk memaksimalkan sektor industri otomotif di negara tersebut. Hal tersebut untuk mengantisipasi efek perang dagang dengan AS yang membuat China kesulitan meningkatkan ekspor di sektor industri lainnya.

Adanya potensi peningkatan permintaan paladium dari China dimanfaatkan oleh sebagian para pelaku pasar untuk melakukan aksi spekulasi. “Ini yang membuat harga paladium sempat melambung pada pekan lalu,” kata Andri, Jumat (23/11).

Akhirnya, begitu harga paladium sudah berada di level tertingginya, para pelaku pasar kemudian melakukan aksi ambil untung sehingga harga komoditas tersebut kembali menurun sepanjang pekan ini.

Andri menilai, harga paladium dalam waktu dekat masih cenderung bergerak terbatas namun dengan kecenderungan mengalami kenaikan. “Secara fundamental, harga paladium sangat mungkin kembali naik,” terangnya.

Di luar faktor defisit pasokan, laju pergerakan paladium ke depannya juga akan dipengaruhi oleh data-data sektor otomotif di China hingga ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS.

Secara teknikal, harga paladium bergerak di level MA50, MA100, dan MA200. Indikator RSI berada di level 56,4 sedangkan stochastic berada di level 67,8. Adapun indikator MACD berada di level 15,9.

Prediksi Andri, harga paladium akan bergerak di kisaran US$ 1.145,50—US$ 1.160,50 per ons troi. Sementara untuk sepanjang pekan depan, harga paladium akan bergerak di kisaran US$ 1.138—US$ 1.178 per ons troi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×