kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Walau Bukan Blue Chip, Saham Properti Ini Prospektif Investasi Usai Insentif Pajak


Senin, 29 Januari 2024 / 07:37 WIB
Walau Bukan Blue Chip, Saham Properti Ini Prospektif Investasi Usai Insentif Pajak
ILUSTRASI. Walau Bukan Blue Chip, Saham Properti Ini Prospektif Investasi Usai Insentif Pajak


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Walaupun bukan saham blue chip, sejumlah saham properti di Bursa Efek Indonesia (BEI) layak masuk portofolio investasi. Pasalnya, kinerja emiten properti ini berpotensi meningkat pesat berkat adanya insentif pajak dari pemerintah.

Pemerintah memberikan insentif pajak pertambahan nilai (PPN) ditanggung pemerintah (PPN DTP) 100% untuk rumah seharga sampai Rp 5 miliar. Fasilitas pajak ini diberikan untuk pembeli 1 rumah per 1 NIK atau 1 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Program PPN DTP akan berlangsung selama 14 bulan, mulai bulan November 2023 hingga bulan Desember 2024. Artinya, sudah tiga bulan sejak program ini diterapkan.

Kinerja emiten properti dengan aset hunian di tahun 2024 diproyeksikan terkerek akibat adanya fasilitas pajak tersebut.

Nah, berkat insentif tersebut, emiten properti berikut diprediksi bisa mendapatkan cuan. Salah satunya adanya emiten dengan kode saham CTRA atau PT Ciputra Development Tbk.

Saham CTRA bukan termasuk saham di Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saham LQ45 biasanya berisi saham-saham blue chip dengan kapital market besar mencapai puluhan hingga ratusan triliun rupiah.

Baca Juga: Berpeluang Jadi Blue Chip, 4 Saham Ini Masuk Indeks LQ45, Cek Rekomendasi Analis

Meski demikian, analis melihat saham CTRA tidak boleh dilewatkan. Prospek kinerja yang bagus bakal jadi sentimen positif untuk mendorong harga saham CTRA>

Analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei menilai, PPN DTP tentu akan membantu meningkatkan penjualan terutama untuk properti dengan harga di bawah Rp 2 miliar.

“Sehingga, emiten yang berpotensi adalah CTRA dan SMRA yang produknya banyak di harga Rp 2 miliar,” ungkapnya kepada Kontan, Jumat (26/1).

Pertumbuhan penjualan emiten properti dilihat Jono akan lebih lambat di tahun 2024.

“Ini terutama karena efek high-base dari penjualan tahun lalu yang tinggi,” ujarnya.

Jono pun merekomendasikan beli saham CTRA dengan target harga Rp 1.450 per saham.

“CTRA masih terus mencatatkan pertumbuhan pendapatan prapenjualan (marketing sales) doble digit dalam 3 tahun terakhir,” ujarnya.

 

Pada perdagangan Jumat 26 Januari 2024, harga saham CTRA ditutup di level 1.235, naik 15 poin atau 1,23%. Kenaikan harga saham tersebut juga merupakan total pertumbuhan secara akumulasi dalam perdagangan 5 hari terakhir.

Itulah rekomendasi saham properti yang diprediksi memiliki prospek cerah untuk investasi. Ingat, keputusan membeli dan menjual saham di tangan Anda dan menjadi tanggung jawab Anda sendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×