kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   -23.000   -1,21%
  • USD/IDR 16.420   -15,00   -0,09%
  • IDX 7.095   -46,49   -0,65%
  • KOMPAS100 1.030   -10,30   -0,99%
  • LQ45 803   -9,10   -1,12%
  • ISSI 223   -2,38   -1,06%
  • IDX30 419   -4,71   -1,11%
  • IDXHIDIV20 502   -8,79   -1,72%
  • IDX80 116   -1,49   -1,27%
  • IDXV30 119   -2,82   -2,32%
  • IDXQ30 138   -1,77   -1,27%

Volume transaksi saham November 2019 menurun menekan IHSG, simak pemicunya


Selasa, 26 November 2019 / 22:15 WIB
Volume transaksi saham November 2019 menurun menekan IHSG, simak pemicunya
ILUSTRASI. Investor sedang mengamati pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia Jakarta, Jumat (22/11).


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang bulan November 2019 ini, volume transaksi bursa cenderung menurun bersama dengan koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). IHSG turun 3,35% sepanjang November ke posisi  6.026,18  pada Selasa (26/11).

Volume transaksi bursa pada November pun merosot hampir setengah volume transaksi bulan sebelumnya. Berdasarkan data Bloomberg, volume transaksi harian rata-rata pada bulan November mencapai 6,57 miliar saham. Angka ini turun 47,52% ketimbang volume transaksi bulan Oktober yang mencapai 12,52 miliar saham per hari.

Baca Juga: Begini pandangan manajer investasi tentang industri reksadana yang sedang terpukul

Volume transaksi harian rata-rata November ini merupakan volume transaksi terendah sejak awal tahun. Bahkan, volume transaksi ini jauh lebih kecil ketimbang terendah kedua, yakni bulan Mei yang mencapai 9,20 miliar saham per hari.

Direktur Investasi PT Syailendra Capital Ahmad Solihin mengatakan, penurunan volume transaksi ini disebabkan oleh perolehan laba bersih emiten per September 2019 yang kurang memuaskan. Menurut dia, laba bersih per kuartal II-2019 hanya tumbuh 0,7% secara year on year (yoy).

"Laporan keuangan yang kurang memuaskan ini membuat investor tidak antusias untuk membeli. Asing juga udah jual banyak dari awal tahun jadi ga ada katalis beli," kata dia di Jakarta, Selasa (26/11).

Oleh karena itu, menurut dia, saat ini investor akan cenderung wait and see sambil melihat perbaikan laba para emiten. Ia memperkirakan, pada akhir tahun 2019,  laba bersih emiten bisa tumbuh 3% secara yoy. 

Baca Juga: Rencana ekspansi Wijaya Karya Beton (WTON) ke luar negeri terbuka lebar




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×