kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Volume transaksi saham November 2019 menurun menekan IHSG, simak pemicunya


Selasa, 26 November 2019 / 22:15 WIB
Volume transaksi saham November 2019 menurun menekan IHSG, simak pemicunya
ILUSTRASI. Investor sedang mengamati pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia Jakarta, Jumat (22/11).


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli

Sementara itu, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony mengatakan, penurunan transaksi ini terjadi karena investor cenderung bersikap wait and see mengingat beberapa masalah yang menimpa sejumlah perusahaan asset management.

Selain itu, menurut dia, penurunan volume transaksi ini juga disebabkan oleh banyaknya saham-saham bergerak di luar kebiasaan atau unusual market activity (UMA). "Saham-saham yang terkena UMA mendadak membuat penurunan transaksi di pasar. Mereka biasanya mempunyai transaksi cukup besar rata-rata di 50 miliar per hari," ucap dia.  

Baca Juga: Dua perusahaan gadai kantongi izin usaha dari OJK

Hingga Selasa (26/11), Bursa Efek Indonesia (BEI) memasukkan 16 saham dalam kategori UMA. Mereka adalah Renuka Coalindo (SQMI), Bintang Mitra Semestaraya (BSMR), Darmi Bersaudara (KAYU), Borneo Olah Sarana Sukses (BOSS), Forza Land Indonesia (FORZ), Sentral Mitra Informatika (LUCK), Terregra Asia Energy (TGRA), Dafam Property Indonesia (DFAM), Singaraja Putra (SINI), Dewata Freightinternational (DEAL), Sky Energi Indonesia (JSKY), Cowell Development (COWL), Envy Technologies Indonesia (ENVY), Trinitan Metals and Minerals (PURE), Pikko Land Development (RODA), dan Andira Agro (ANDI). 

Menurut Chris, saham-saham yang terkena UMA adalah saham yang memiliki kapitalisasi pasar kecil dengan fundamental yang tidak menarik. "Sehingga harga sahamnya cenderung lebih banyak bergerak akibat sejumlah investor yang mempunyai uang cukup besar di sana," kata dia. 

Baca Juga: Terorisme dan radikalisme hambat investasi, ini yang dilakukan pemerintah

Bernada serupa, Ahmad berpendapat bahwa saham yang bergerak di luar kebiasaan ini disebabkan oleh porsi free float yang kecil. "Jadi orang yang punya saham tersebut bisa gerakin harganya sesuka dia karena tidak banyak investrr yang terlibat," ucap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×