kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Volume penjualan semen turun, bagaimana rekomendasi saham Indocement (INTP)?


Selasa, 01 September 2020 / 20:49 WIB
Volume penjualan semen turun, bagaimana rekomendasi saham Indocement (INTP)?
ILUSTRASI. Penurunan volume penjualan Indocement (INTP) diakibatkan bencana alam banjir pada Januari serta efek PSBB.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Efek pandemi virus corona cukup memberi pengaruh terhadap kinerja PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP). Dampak tersebut berpengaruh ke kinerja penjualan ataupun kinerja keuangan INTP pada paruh pertama tahun ini.

Dari segi industri, sektor semen cukup terpukul pada semester I-2020. Hal ini tercermin dari produksi semen domestik yang tutun 8,88% secara year on year (yoy) dari 13,75 juta ton pada kuartal II-2019 menjadi 12,53 juta ton pada kuartal II-2020. Secara kumulatif, pada semester I-2020, produksi semen juga turun 6,77% secara yoy dari 29,42 juta ton menjadi 27,43 juta ton.

Kinerja INTP sendiri berbanding lurus dengan kinerja industri. INTP hanya membukukan volume penjualan mencapai 7,21 juta ton pada semester I-2020. Perolehan tersebut turun 8,18% secara yoy karena pada periode sama tahun lalu masih mencapai 7,84 juta ton.

Analis MNC Sekuritas Heditya Wicaksana mengatakan, penurunan volume penjualan INTP diakibatkan bencana alam banjir pada Januari serta dari implementasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

"Walau begitu, secara bulanan volume penjualan INTP justru mengalami kenaikan pada Juni kemarin. Peningkatan tersebut diakibatkan oleh pertumbuhan penjualan di Jawa Barat dan Sumatera imbas dari pelonggaran PSBB dan bulan puasa pada Mei," ujar Herditya kepada Kontan.co.id, Selasa (1/9).

Baca Juga: Prospek Indocement (INTP) mengikuti pertumbuhan ekonomi

Dari segi kinerja keuangan, INTP juga mengalami penurunan pada kuartal II-2020. Pendapatan INTP tercatat Rp 2,81 triliun atau turun 13,45% secara yoy dan laba bersih sebesar Rp 69,69 miliar atau turun 13,45% secara yoy. Hingga semester I-2020, INTP membukukan pendapatan Rp 6,17 triliun atau turun 11,56% dan laba bersih Rp 470 miliar atau turun 26,56%.

Walau cukup tertekan selama pandemi, Herditya melihat ke depan industri semen dan INTP akan memiliki prospek yang cukup menarik. Ia menilai, permintaan terhadap semen akan mulai naik secara bertahap seiring dengan pembukaan kembali aktivitas ekonomi pada sisa tahun ini. Sementara INTP akan kembali fokus untuk melakukan program efisiensi yang menjadi buffer untuk laba bersih INTP pada tahun ini.

"Dari segi biaya logisitik, INTP akan diuntungkan dengan penundaan  kebijakan over dimension over loading (ODOL) yang baru diterapkan pada 2023. Selain itu, selama masa sulit ini, INTP juga membuktikan sebagai salah satu yang bisa membagikan dividen dengan nilai Rp 500/share atau setara dengan yield dividen 4,06%," imbuh Herditya.

Ke depan, Herditya memperkirakan penjualan volume semen tahun ini akan turun 8,24% ke 16,74 juta ton. Dengan demikian, proyeksi pendapatan INTP pada tahun ini akan mencapai Rp 14,80 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 1,21 triliun.

Herditya merekomendasikan hold saham INTP dengan target harga Rp 11.600 per saham.

Baca Juga: Semen Indonesia (SMGR) proyeksikan permintaan semen nasional akan turun 15% tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×