Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah cukup terpukul akibat pandemi virus corona, industri semen perlahan mulai bangkit. Bahkan kebangkitan ini diproyeksikan akan terus berlanjut ke depan.
Walaupun jika melihat data terakhir, sebenarnya masih menunjukkan hasil yang menurun. Konsumsi semen domestik pada Juli tercatat sebesar 5,4 juta ton atau turuun hingga 15,3% secara year on year (yoy)
Analis Mirae Asset Sekuritas Mimin Halimin dalam risetnya pada 19 Agustus 2020 menuliskan penurunan tersebut lebih dikarenakan pada Juli tahun lalu merupakan high base seiring masa selepas lebaran. Sehingga distributor melakukan re-stocking pada periode tersebut.
"Walau secara tahunan mengalami penurunan, jika secara bulanan, volume pada periode Juli tercatat naik 9,1% secara month over month. Kami percaya kenaikan volume ini mengindikasikan pemulihan di pasar," ujar Mimin.
Baca Juga: Semen Indonesia (SMGR) belum berminat akuisisi perusahaan lain
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), kata Mimin, juga punya pola yang serupa dengan keadaan industri. Volume penjualan semen INTP pada Juli 2020 berkisar 1,5 juta ton atau turun 15% yoy, namun tumbuh 10,7% mom.
Senada, analis Maybank Kim Eng Sekuritas Isnaputra Iskandar dalam risetnya pada 21 Agustus 2020 menuliskan, pada Juli 2020, volume penjualan semen merupakan yang tertinggi secara bulanan pada tahun ini. Hal ini dikarenakan dengan membaiknya permintaan.
Hingga bulan Juli 2020, volume penjualan INTP sudah mencapai 8,5 juta ton atau turun 7,8% yoy. Namun ini masih sejalan dengan proyeksi Maybank Kim Eng pada sepanjang tahun ini, yakni 16 juta ton
"Kami melihat volume penjualan akan terus berlanjut dan tetap kuat hingga November, sebelum akahirnya melambat pada Desember seiring masuk masa liburan. INTP juga berhasil mencatatkan pertumbuhan secara bulanan yang lebih tinggi ketimbang industri, ditunjang juga dengan market share yang sedikit naik dari 26,3% menjadi 26,7%," tulis Isnaputra dalam risetnya.
Baca Juga: Pertahankan kinerja, ini strategi Indocement (INTP) ke depan