kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Usai IPO, Itama Ranoraya targetkan penjualan tumbuh 20% hingga akhir 2019


Kamis, 12 September 2019 / 18:27 WIB
Usai IPO, Itama Ranoraya targetkan penjualan tumbuh 20% hingga akhir 2019
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Itama Ranoraya perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan dan distribusi alat kesehatan berani menargetkan pertumbuhan penjualan setelah IPO 15%-20% atau Rp 300 miliar hingga akhir tahun ini.

Direktur Itama Ranoraya Pratoto S Raharjo memproyeksi pertumbuhan penjualan Itama hingga akhir tahun ini bisa tumbuh double digit ditopang dengan pasar yang lebih luas. 

“Proyeksinya dari Rp 265 miliar di 2018 menjadi Rp 300 miliar di akhir tahun ini,” jelasnya dalam paparan publik di Jakarta, Kamis (12/9). 

Baca Juga: Itama Ranoraya patok harga IPO di kisaran Rp 315 - Rp 375 per saham

Adapun menurut Pratoto memproyeksikan labanya akan tumbuh 31%. Namun Pratoto bilang pertumbuhannya tidak beda jauh dengan tahun sebelumnya yakni dari Rp 32 miliar - Rp 35 miliar di 2018 menjadi Rp 46 miliar. 

Salah satu peluang yang diincar Itama adalah kebutuhan akan alat kesehatan seperti jarum suntik. Itama Ranoraya serius menjajaki peluang ini dengan terus memperluas pangsa pasarnya. 

Pratoto bilang dalam jangka waktu dua tahun yakni 2019-2020, Itama akan berusaha memperkuat pemasarannya secara bertahap di beberapa kota besar di Indonesia di antaranya Surabaya, Medan, dan Makassar. 

Tentunya perluasan jaringan pasar tersebut harus diikuti dengan sistem pergudangan dan produksi yang kuat. Pratoto menyatakan Itama juga berencana investasi ke penambahan gudang dan tambahan armada untuk mengirim barang.

Baca Juga: Meski ibu kota pindah, Bumi Serpong Damai (BSDE) tetap fokus di Jabodetabek

Sebab Pratoto berharap Itama bisa mandiri mengirim barang karena setelah dihitung biaya distribusi bisa lebih murah. 

Di tahun pertama atau di 2020, Itama akan investasi sebesar Rp 28,5 miliar untuk rencana ini. Setelah itu di tahun ketiga Itama akan investasi Rp 10 miliar dan tahun kelima investasi Rp 10 miliar untuk kebutuhan penguatan jaringan. 

Direktur Utama Itama Ranoraya teten W. Setiawan menyatakan peluang lain yang bisa jadi penopang pertumbuhan penjualan di tahun yang akan datang adalah memanfaatkan regulasi terkait safety needle yang harus direvisi dan diratifikasi Indonesia. 

“Saat ini WHO mewajibkan setiap negara menggunakan jarum suntik yang aman (safety needle) dengan meningkatkan kualitas keamanannya. Sedangkan Indonesia belum merevisi peraturan yang ada saat ini,” ungkap dia.

Baca Juga: BBCA, ICBP, SIDO dan TPIA masuk all-time high, simak kata analis

Teten menyatakan saat ini jarum suntik yang banyak digunakan masih riskan melukai petugas medis. Sebab tutup pengaman jarum suntiknya dicopot seluruhnya.

Sedangkan WHO lebih menyarankan jarum suntik yang lebih aman yakni tutup pengamannya tidak perlu dilepas semua, setelah disuntik bisa langsung ditutup lagi. 

Pratoto menambahkan saat ini, PT Oneject Indonesia salah satu perusahaan yang masih satu grup dengan Itama sedang dalam tahap pembangunan pabrik jarum suntik kedua untuk produksi jarum suntik model baru. Bisa dibilang Oneject mendahului regulasi itu. 

Nantinya saat pabrik Oneject resmi beroperasi tahun depan dan pemerintah sudah merevisi peraturan safety needle, konsumen akan membeli dari Itama.

Baca Juga: Lippo Karawaci (LPKR) dikabarkan akan menggelar roadshow di sisa September 2019

Sebab salah satu keunggulan yang dimiliki Itama adalah mengantongi sertifikat  WHO Performance, Quality and Safety (PQS).    

Pratoto menyatakan pabrik baru ini akan dibangun di Cikarang dengan kapasitas empat kali lipat lebih banyak dari pabrik yang sudah existing di Sentul. 

Saat ini kapasitas produksi jarum suntik di Sentul baru 300 juta per tahun, tahun depan kemungkinan bisa produksi sampai 1,2 miliar jarum suntik per tahun kalau ditambah sama pabrik Cikarang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×