kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BBCA, ICBP, SIDO dan TPIA masuk all-time high, simak kata analis


Kamis, 12 September 2019 / 18:15 WIB
BBCA, ICBP, SIDO dan TPIA masuk all-time high, simak kata analis
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Avere Mitra Investama (Avere Investama) mencatat saham dua emiten yang bergerak di lini bisnis barang konsumsi alias consumer goods menyentuh harga tertinggi sepanjang waktu (all time high) yaitu PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk  (SIDO). Lainnya adalah PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

Harga keempat saham tersebut pada penutupan pasar, Kamis (12/9), sebagai berikut; SIDO Rp 1.190, ICBP Rp 11.925, BBCA Rp 30.100 dan TPIA Rp 9.300.

"Rata-rata saham itu populer dan fundamentalnya bagus, kalau TPIA saya tidak tahu kenapa bisa setinggi itu," jelas Direktur Avere Investama Teguh Hidayat kepada Kontan.co.id, Kamis (12/9).

Baca Juga: Indo Tambangraya Megah (ITMG) akan permak jalan untuk truk tambang di Kaltim

Sebab, dari sisi fundamentalnya, Teguh menilai performanya kurang baik. PT Chandra Asri Petrochemical belum memberikan laporan keuangan semester I-2019. Sehingga, menilik kinerjanya di kuartal I-2019, perusahaan membukukan pendapatan US$ 552,22 juta atau turun 20,58% yoy.

Sementara itu, laba bersih juga anjlok 76,49% yoy menjadi US$ 17,26 juta. "Kalau ketiga saham lainnya fundamental bagus, nah TPIA tidak bagus," jelas dia.

Pertama, ICBP mengantongi hasil penjualan bersih sebesar Rp 22,13 triliun atau naik 13,7% yoy. Laba bersih mereka juga tumbuh 12,4% yoy dari Rp 2,29 triliun menjadi Rp 2,57 triliun.

Kedua, SIDO mencatat kenaikan pendapatan 10,66% yoy menjadi Rp 1,41 triliun. Kenaikan tersebut diikuti laba yang menanjak 28,22% menjadi Rp 374,12 miliar.

Baca Juga: Sore ini harga emas spot masih berkilau di US$ 1.503,60 per ons troi

Teguh menyarankan bahwa investor perlu menimbang kewajaran kenaikan harga, kondisi pasar dan fundamental perusahaan dalam membuat keputusan. Menurutnya, all time high bukan menjadi patokan.

Dari sisi kewajaran pergerakan naiknya harga, berdasarkan pengamatannya, harga saham SIDO yang sudah naik 46,91% dalam satu tahun. Menurutnya pergerakan ini wajar bila dibandingkan TPIA yang dalam tiga bulan sudah naik 90,57%.

Selain itu, Teguh melihat IHSG tidak dalam kondisi bullish. "Sebagai value investor, saya menyarankan untuk tidak membeli yang all time-high. Investor justru disarankan mencari yang fundamental bagus, tetapi harganya di bawah. Karena harga mereka murah lebih karena kondisi pasarnya saja," imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×