Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten properti PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) dijadwalkan melakukan non deal roadshow (NDR) ke beberapa negara.
Berdasarkan info yang diterima Kontan.co.id, kegiatan yang akan diikuti LPKR antara lain UBS Corporate Invitation: OneASEAN Conference 2019 di Thailand pada 16 September 2019, Citi NDR di Eropa pada 26-27 September 2019 dan CLSA NDR di Eropa tanggal 30 September 2019.
Curi dengar, dalam NDR tersebut, emiten yang dikenal dengan mega proyek Meikarta tersebut akan mempresentasikan rencana penerbitan obligasi untuk refinancing utang, proyek Meikarta yang masih akan terus berjalan, dan arus kas perusahaan yang membaik. Terkait materi tersebut, Kontan.co.id telah mencoba menghubungi Direktur Utama LPKR John Riady namun belum ada jawaban.
Sebelumnya, Head of Research Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi memprediksi LPKR akan menjadi perusahaan pengembang dengan pendapatan tertinggi sekaligus rasio utang terendah di tahun ini. Ini tak lepas dari rights issue yang dilakukan Lippo Karawaci pada Juni 2019 lalu dan berhasil meraup dana segar US$ 787 juta atau setara dengan Rp 11,2 triliun. "Raihan dana rights issue yang didapat LPKR juga menjadikan struktur permodalan lebih kuat sehingga bisa lebih ekspansif," tulis Lanjar, Rabu (11/9).
Baca Juga: Lippo Karawaci (LPKR) diproyeksikan pengembang dengan pendapatan tertinggi
LPKR juga baru saja melepas Lippo Mall Puri dan dua rumah sakit di Myanmar. Masing-masing menambah dana masuk ke LPKR sebesar Rp 3,7 triliun dan Rp 300 miliar.
Lanjar memproyeksikan LPKR dapat membukukan pendapatan Rp 13,5 triliun sepanjang 2019. Apabila tercapai, pendapatan LPKR akan naik 22% dari Rp 11,06 triliun di tahun 2018. Sedangkan
PT Ciputra Development Tbk (CTRA) yang merupakan pengembang terbesar kedua di Nusantara ini diproyeksikan hanya membukukan pendapatan Rp 7,4 triliun turun dari perolehan tahun lalu yang sebesar Rp 7,7 triliun. Dari sisi aset, LPKR juga memimpin dengan total aset Rp 58,7 triliun yang kemudian disusul Sinarmas Land dengan aset Rp 54 triliun.
Baca Juga: Lippo Karawaci Tbk (LPKR) raup dana jumbo, simak rekomendasi analis
Dari sisi recurring revenue, LPKR juga akan menjadi pengembang yang paling moncer dengan proyeksi pendapatan Rp 9,6 triliun. Posisi ini hampir tiga kali lipat lebih banyak dari raihan Pakuwon di posisi kedua sebesar Rp 3,4 triliun.
Dari sisi likuiditas, LPKR masih solid. Debt to equity ratio (DER) LPKR saat ini berada di angka 37%. Kondisi ini merupakan yang paling baik bila dibandingkan dengan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) yang mencapai 122%, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) yang mencapai 88%, PT Modernland Realty Ltd Tbk (MDLN) yang mencapai 77%, PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) mencapai 70% dan PT Ciputra Development Tbk (CTRA) yang mencapai Rp 60%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News