kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Usai divestasi, INDF semakin berisi


Rabu, 21 Oktober 2015 / 10:21 WIB
Usai divestasi, INDF semakin berisi


Reporter: Benediktus Krisna Yogatama, Dityasa H Forddanta | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) menjual asetnya di luar negeri. Emiten Grup Salim ini tengah merampungkan divestasi saham di China Minzhong Food Corporation Limited (CMFC). INDF berencana menjual 54,29% saham di perusahaan sayur mayur itu kepada China Minzhong Holdings Limited (CMH).

INDF dan CMH telah meneken nota kesepahaman pada 14 Oktober 2015. Dengan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) ini, maka CMH sepakat membayar kepada INDF sebesar S$ 40 juta paling lambat 30 Desember 2015. INDF menjual mayoritas sahamnya di CMFC dengan harga S$ 1,20 per saham.

Sebelumnya, INDF menguasai 82,88% kepemilikan saham CMFC. Setelah langkah divestasi ini rampung, porsi kepemilikan saham INDF akan berkurang menjadi 29,94% di CMFC. Kelak, manajemen INDF akan menggunakan dana hasil penjualan itu untuk melunasi sebagian utang perseroan.

Jennifer Natalia Widjaja, analis Ciptadana Securities, menjelaskan, rencana penggunaan dana hasil penjualan untuk membayar utang, tentu bisa menyehatkan kondisi keuangan INDF. Jumlah utang yang berkurang bisa menjadikan rasio utang perseroan menurun.

"Tapi, hanya sebatas sampai di situ, kalau ke kinerja bisnis, pengaruhnya netral saja. Soalnya, uang hasil divestasi tersebut digunakan untuk membayar utang, jadi tidak ada tambahan cash untuk modal ekspansi," terang Natalia kepada KONTAN, kemarin (20/10).

Rasio utang

Dia menghitung, rasio utang terhadap ekuitas atau debt to equity ratio (DER) INDF pada tahun ini sekitar 0,9 kali. Dengan melunasi sebagian utang, maka DER INDF bakal turun.

Tahun depan Natalia memprediksi, posisi DER INDF sebesar 0,7 kali. Pada tahun 2017, DER emiten konsumer ini diprediksi kembali menurun menjadi 0,6 kali.

Penurunan rasio utang tersebut juga diiringi penurunan utang jangka panjang perseroan. Tahun lalu, INDF mencatatkan utang jangka panjang senilai Rp 16,84 triliun. Tahun ini, jumlahnya diprediksi menyusut menjadi Rp 15,24 triliun. Pada 2016 dan 2017, jumlah utang INDF diprediksi masing-masing Rp 13,23 triliun dan Rp 9,23 triliun.

Hal senada disampaikan Andrey Wijaya, analis RHB OSK Securities Indonesia. Menurut dia, divestasi ini memberikan efek positif terhadap INDF. Tapi, dampaknya hanya sebatas pada perbaikan rasio keuangannya.

"Karena pembayaran utang menggunakan hasil divestasi ini bisa menghemat biaya financing mereka," ujar Andrey. Kecuali jika manajemen menggunakan duit itu untuk membangun pabrik, misalnya. Maka dampak operasional secara riil bisa terlihat.

Princy Singh, analis JP Morgan, dalam risetnya menilai, isu penjualan saham ini memang turut menggerakkan saham INDF. Tapi penggerak tersebut bukan semata-mata dari sentimen divestasi CMFC, melainkan faktor fundamental lain. "Divestasi ditambah dengan membaiknya harga minyak sawit dunia," ujar Singh.

Dia menambahkan, MoU itu  bukan berarti divestasi tuntas. Tapi, setidaknya kabar tersebut memberikan sinyal rencana penjualan sahamnya masih terus berjalan. Ini sekaligus menepis isu kemunduran proses divestasi tersebut.

Singh memberikan rating overweight atas saham INDF. Adapun target haganya sebesar Rp 8.300 per saham.

Andrey dan Natalia memberikan rekomendasi buy INDF. Keduanya menargetkan harga masing-masing Rp7.380 dan Rp 7.000 per saham.

Tapi Natalia menggarisbawahi, mengingat jarak antara target harga yang ditetapkan dan posisi terakhir harga saham INDF sudah dekat, maka untuk sementara investor mengambil posisi hold.

Menurut Natalia, upgrade target harga maupun rekomendasi saham INDF masih sangat mungkin terjadi dalam waktu dekat, setidaknya pasca pengumuman hasil kinerja INDF pada kuartal III 2015. "Nanti, setelah adanya finalisasi divestasi CMFC juga akan dihitung lagi perubahan rekomendasi kami," tutur Natalia.

Pada perdagangan kemarin, harga saham INDF tutup di Rp 6.325 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×