kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Turunnya Tarif Listrik Jadi Berkah bagi INTP


Kamis, 26 Februari 2009 / 17:05 WIB


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Turunnya tarif listrik menjadi berkah tersendiri bagi PT Indocement Tinggal Prakarsa (INTP). Hal ini terjadi seiring dengan melorotnya harga minyak dunia dan tingginya kontribusi dari pembangkit listrik tenaga gas yang dimiliki perusahaan. Terkait hal itu, dalam hasil riset Danareksa Securities yang dirilis hari ini, manajemen INTP mengatakan, perusahaan sudah mengamankan pasokan gas yang berasal dari PGN dan Pertamina.

Pada tahun ini, sekitar 10% dari total kebutuhan listrik INTP akan dipasok dari pembangkit listrik tenaga gas. Sekadar catatan, pembangkit listrik yang menggunakan gas lebih murah 40% dibanding pembangkit yang menggunakan minyak. “Dengan demikian, Indocement akan mampu menekan biaya produksinya. Perhitungan kami, biaya listrik Indocement diprediksi akan mengalami penurunan sebesar 40% di tahun 2009,” demikian tulis Chandra S Pasaribu, Analis Danareksa Securities.

Selain itu, Indocement dan produsen semen lainnya juga akan mampu menekan ongkos transportasinya. Pasalnya, pemerintah sudah memangkas harga bahan bakar ke level harga pada tahun 2007. Harga solar, misalnya, saat ini dijajakan di bawah Rp 5.000 per liter. “Ini menjadi keuntungan tersendiri bagi produsen semen, sebab ongkos transportasi memberikan kontribusi sebesar 13% dari seluruh pengeluaran perusahaan,” jelasnya.

Meski demikian, turunnya biaya listrik dan energi tidak akan secara otomatis mendongkrak laba Indocement. Sebab, permintaan semen ke depannya diprediksi akan semakin melorot. “Meski angka penjualan pada Januari 2009 cukup baik, tapi kami tidak yakin hal ini akan terus berlanjut,” jelas Chandra. Nah, jika permintaan turun, secara otomatis hal itu akan menekan pergerakan harga semen. Indocement sendiri, lanjut Chandra, menargetkan adanya pertumbuhan permintaan antara 0%-5% pada tahun ini, dengan harga jual semen tetap pada level sekarang.

Berdasarkan pertimbangan itu, Danareksa memberikan rekomendasi “Buy” dengan target harga Rp 6.500.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait



TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×