kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tren reksadana terproteksi diprediksi positif tahun ini


Selasa, 14 Januari 2020 / 19:30 WIB
Tren reksadana terproteksi diprediksi positif tahun ini
ILUSTRASI. ilustrasi reksadana. KONTAN/Muradi/2019/09/17


Reporter: Muhammad Kusuma | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana kelolaan reksadana terproteksi (RDT) mengalami penurunan per Desember 2019. Dana kelolaan RDT turun 3,49% atau Rp 5,12 triliun dari bulan November.

Berdasarkan rilis Infovesta Utama, dana kelolaan RDT di bulan Desember sebesar Rp 141,62 triliun. Sebagai perbandingan, dana kelola di bulan November mencapai Rp 146,74 triliun. Sebagai catatan data tersebut tidak termasuk penyertaan terbatas.

Penurunan pada Desember terkait dengan langkah konsolidasi menyusul kebijakan Otoritas Jaksa Keuangan (OJK). Sebelumnya, OJK tidak memperbolehkan RDT untuk memiliki portofolio dalam bentuk surat utang jangka menengah, peluncuran RDT jadi berkurang.

Baca Juga: Usai IPO, cermati target dan rencana bisnis Ashmore Asset Management (AMOR)

Walaupun mengalami penurunan dana kelola, RDT diperkirakan masih menarik bagi investor. Usman Hidayat Senior Analyst PT PNM Investment Management optimistis minat investor terhadap produk RDT masih tinggi tahun ini.

“Pertumbuhan jumlah produk dan pangsa pasar RDT yang tinggi dalam 5 tahun terakhir kecuali tahun 2019, menandakan tersedianya permintaan yang tinggi dan akan terus bertumbuh,” tuturnya pada Kontan.co.id, Selasa (14/1).

Usman memprediksi tren suku bunga rendah masih akan berlangsung pada 2020. Dengan rendahnya suku bunga investor akan condong berinvestasi di RDT dibandingkan reksadana pasar uang (RDPU).

Baca Juga: Kinerja reksadana saham jadi yang terburuk di industri reksadana 2019

Selain itu menurutnya, keberhasilan Bank Indonesia (BI) dalam menjaga stabilitas perekonomian negara menjadi stimulus bagi investor untuk berinvestasi di RDT.

Sebagai catatan inflasi di Indonesia berhasil terjaga di bawah 3% bahkan pada bulan Desember Inflasi di Indonesia turun menjadi 2,72%. Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga stabil di atas 5%.

Usman menargetkan dana kelola meningkat di atas pertumbuhan dana kelola industri. Namun untuk saat ini ia belum bisa merinci secara spesifik berapa persen pertumbuhannya. “Angka targetnya saat ini masih dalam proses pembahasan RKAP pemegang saham,” jelasnya.

Senada dengan Usman, Direktur Panin Asset Management Rudiyanto juga turut mengatakan produk reksa dana terproteksi masih akan diminati oleh investor retail.

Menurutnya Investor masih akan tetap memilih RDT berkat tren penurunan suku bunga serta kepastian imbal hasil.

Baca Juga: Reksadana pendapatan tetap jadi reksadana paling untung di 2019

“Produk yang fiturnya mirip deposito seperti reksadana terproteksi masih akan tetap diminati masyarakat,” ujarnya.

Menurutnya RDT lebih mudah dipasarkan serta pada saat penawaran, imbal hasilnya lebih menarik dibandingkan deposito.

Sekadar informasi, semenjak awal Januari sudah ada empat pendaftaran RDT terbaru yang tercatat di situs resmi PT Kustodian Sentral Efek Indonesia yaitu, RDT Simas Terproteksi 18, RDT Syailendra Capital Protected Fund 42, Reksa Dana Syariah Terproteksi PNM Investa 32, dan Mega Asset Terproteksi 15.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×