Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
Presiden AS Donald Trump, Selasa (31/12), mengatakan, kesepakatan perdagangan fase satu dengan China akan ditandatangani pada 15 Januari nanti di Gedung Putih, meskipun investor masih menunggu detail dari perjanjian tersebut.
Membatasi kenaikan harga emas batangan, bursa saham Asia naik seiring pelonggaran kebijakan China dan dua ekonomi utama dunia akan menandatangani pakta perdagangan segera.
"Hal utama yang harus diperhatikan adalah pasar saham, yang telah menetapkan level tertinggi baru. Dan, jika ada koreksi, kita bisa melihat beberapa aliran modal berubah menjadi emas," ujar Brian Lan, Managing Director GoldSilver Central di Singapura, kepada Reuters.
Baca Juga: Selepas libur Tahun Baru 2020, emas Antam masih stagnan di Rp 762.000
Lan menambahkan, Brexit, Pemilihan Presiden AS, protes Hong Kong, dan ketegangan di Semenanjung Korea akan menjadi faktor kunci lain untuk pasar emas tahun ini.
"(Emas) terus menunjukkan kecenderungan bullish karena harga menembus US$ 1.500 pekan lalu, meskipun pasar saham AS menyentuh level tertinggi baru," Sebut Benjamin Lu, Analis Phillip Futures, dalam sebuah catatan yang Reuters lansir.
"Sikap bullish kemungkinan akan mendukung harga emas karena aktivitas perdagangan tetap melunak untuk jangka pendek," imbuh Lu. "Kelanjutan dari skenario tren positif akan terlihat harga emas menguji stasiun utama berikutnya, US$ 1.540".
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News