Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Emas menutup tahun 2019 dengan kenaikan tahunan tertinggi sejak 2010. Memasuki tahun 2020, harga emas hari ini masih betah di kisaran US$ 1.520 per ons troi.
Di pasar spot, harga emas hari ini naik 0,2% menjadi US$ 1.520,38 per ons troi pada pukul 14.13 WIB, setelah menyentuh level tertinggi sejak 25 September 2019 di US$ 1.525,20 pada Selasa (31/12).
Harga emas hari ini naik lebih tinggi lantaran dolar Amerika Serikat (AS) melayang di dekat level terendah dalam enam bulan terakhir. Sedang harga emas berjangka AS tidak berubah, tetap di posisi US$ 1.523,20.
"Pelemahan dolar AS adalah alasan utama, juga volume perdagangan berada di sisi yang lebih rendah sehingga harga emas naik," kata Hareesh V, Head of Commodity Research Geojit Financial Services, kepada Reuters.
Baca Juga: Harga emas spot masih bergerak volatile dikisaran US$ 1.520,29 per ons troi
Dolar negeri uak Sam memulai tahun baru di bawah tekanan karena investor bertaruh kinerja ekonomi AS yang memburuk bisa berakhir. Optimisme terhadap perdagangan menerangi prospek pertumbuhan global di tahun ini
Indeks dolar terhadap sejumlah mata uang utama turun 1,9% bulan lalu, setelah mencapai level terendah sejak Juli 2019. Pelemahan dolar membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Presiden AS Donald Trump, Selasa (31/12), mengatakan, kesepakatan perdagangan fase satu dengan China akan ditandatangani pada 15 Januari nanti di Gedung Putih, meskipun investor masih menunggu detail dari perjanjian tersebut.
Membatasi kenaikan harga emas batangan, bursa saham Asia naik seiring pelonggaran kebijakan China dan dua ekonomi utama dunia akan menandatangani pakta perdagangan segera.
"Hal utama yang harus diperhatikan adalah pasar saham, yang telah menetapkan level tertinggi baru. Dan, jika ada koreksi, kita bisa melihat beberapa aliran modal berubah menjadi emas," ujar Brian Lan, Managing Director GoldSilver Central di Singapura, kepada Reuters.
Baca Juga: Selepas libur Tahun Baru 2020, emas Antam masih stagnan di Rp 762.000
Lan menambahkan, Brexit, Pemilihan Presiden AS, protes Hong Kong, dan ketegangan di Semenanjung Korea akan menjadi faktor kunci lain untuk pasar emas tahun ini.
"(Emas) terus menunjukkan kecenderungan bullish karena harga menembus US$ 1.500 pekan lalu, meskipun pasar saham AS menyentuh level tertinggi baru," Sebut Benjamin Lu, Analis Phillip Futures, dalam sebuah catatan yang Reuters lansir.
"Sikap bullish kemungkinan akan mendukung harga emas karena aktivitas perdagangan tetap melunak untuk jangka pendek," imbuh Lu. "Kelanjutan dari skenario tren positif akan terlihat harga emas menguji stasiun utama berikutnya, US$ 1.540".
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News