kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

TOTL menargetkan pendapatan Rp 2,3 triliun


Kamis, 05 Februari 2015 / 06:29 WIB
TOTL menargetkan pendapatan Rp 2,3 triliun
ILUSTRASI. Utang pemerintah pada Juli 2023 sebesar Rp 7.855,53 triliun.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. PT Total Bangun Persada, Tbk (TOTL) berencana mengerem kontrak baru di tahun ini. Indikasi itu nampak dari hasil perolehan kontrak baru TOTL di Januari 2015 yang masih nol.

TOTL juga memangkas target kontrak baru menjadi Rp 3 triliun, dari tahun lalu Rp 6,2 triliun. Namun, TOTL masih yakin bisa membukukan pendapatan Rp 2,3 triliun di tahun ini. Target ini naik 15%, dibandingkan estimasi pendapatan tahun lalu Rp 2 triliun. Sementara laba bersih diharapkan bisa tumbuh 16%, dari Rp 150 miliar berdasarkan proyeksi tahun lalu menjadi Rp 175 miliar.

Mahmilan Sugiyo, Sekretaris Perusahaan TOTL, mengaku optimistis, perusahaan ini dapat mencapai angka kinerja tersebut meski target kontrak menurun. "Kami optimistis karena mempunyai carry over kontrak tahun lalu Rp 3,8 triliun," kata dia kepada KONTAN, Rabu (4/2).

Pemangkasan kontrak baru tersebut lantaran TOTL kekurangan tenaga kerja. Keterbatasan tersebut menyebabkan emiten ini harus mempertimbangkan target kontrak, meskipun sebenarnya banyak order yang datang. Selain itu, ada beberapa kesepakatan kontrak yang ditargetkan dikerjakan di tahun ini, ternyata dimajukan di tahun 2014.

Salah satunya proyek apartemen Pondok Indah Residences milik PT Metropolitan Kentjana Tbk, senilai Rp 860 miliar.' Tahun ini TOTL hanya fokus membidik proyek swasta. Meskipun pemerintah tampaknya gencar mendorong pembangunan infrastruktur, TOTL tak bisa mencicipi efeknya, mengingat perseroan hanya bergerak di bidang pembangunan high rise building. "Kami bukan di bidang pembangunan infrastruktur, jadi tak ada target proyek dari pemerintah," ujar Mahmilan.

Sekitar 30% pendapatan TOTL bersumber dari proyek perkantoran. Lalu apartemen berkontribusi 20%, bangunan pabrik 16%, utilitas atau pembangkit listrik 14% dan sisanya dari universitas, sekolah dan masjid.

Tahun ini, TOTL menargetkan pendapatan dari proyek perkantoran dan residensial. Khusus residensial, diharapkan berkontribusi 80%. TOTL sedang membidik pembangunan Apartemen Pakubuwono senilai Rp 1 triliun. Kemarin harga saham TOTL anjlok 4,02% menjadi Rp 1.075. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×