kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kurang tenaga kerja, kontrak baru TOTL diturunkan


Rabu, 04 Februari 2015 / 16:55 WIB
Kurang tenaga kerja, kontrak baru TOTL diturunkan
ILUSTRASI. Simak jadwal terbaru KRL Solo-Jogja, Sabtu-Minggu, hari ini, 19-20 Agustus 2023


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) mengkeker pendapatan tahun 2015 sebesar Rp 2,3 triliun. Target ini naik 15% dari pencapaian tahun lalu sebesar Rp 2 triliun. 

Kendati membidik pertumbuhan pendapatan, TOTL berencana mengerem kontrak baru. Tahun ini, kontrak baru hanya ditargetkan Rp 3 triliun, dipangkas separuh dari capaian kontrak baru tahun 2014 sebesar Rp 6,2 triliun.

Sekretaris Perusahaan TOTL Mahmilan Sugiyo mengaku optimis target pendapatan dapat dicapai walaupun target kontrak mengalami penurunan. “Kita optimis karena kita punya carry over kontrak tahun lalu sebesar Rp 3,8 triliun,” kata Mahmilan pada KONTAN, Rabu (4/1).
 
Mahmilan menambahkan ,pemangkasan kontrak baru dilakukan lantaran TOTL kekurangan tenaga kerja. Keterbatasan tersebut membuat perseroan harus mempertimbangkan target kontrak meskipun sebetulnya banyak orderan yang datang.
 
Disamping itu, lanjut dia, ada beberapa kesepakatan kontrak yang seyogianya ditargetkan tahun ini namun ternyata dimajukan tahun 2014, salah satunya proyek apartemen Pondok Indah Residences milik  PT Metropolitan Kentjana Tbk senilai Rp 860 miliar.
 
Adapun laba bersih ditargetkan naik 16% dari Rp 150 miliar tahun lalu menjadi Rp 175 miliar.
 
Mahmilan bilang, tahun ini perseroan hanya fokus membidik proyek swasta. Meskipun pemerintah tampaknya gencar mendorong pembangunan infrastruktur, cuannya tak akan bisa dinikmati TOTL mengingat perseroan hanya bergerak di bidang pembangunan high rise building. “ Kita bukan di bidang pembangunan infrastruktur jadi tak ada target proyek dari pemerintah,” ujar Mahmilan.
 
Proyek-proyek yang digarap tahun lalu antara lain Gedung Expo di sentul, menara Danamon, Menara Kompas di Palmerah Jakarta, Hotel Anvaya yakni hotel premium santika di Bali, apartemen, perkantoran dan gedung-gedung sekolah.
 
Sekitar 30% pendapatan bersumber dari proyek perkantoran. Adapun apartemen berkontribusi 20%, bangunan pabrik 16%, utilitas atau pembangkit listrik 14% dan sisanya dari proyek bangunan Universitas, sekolah dan mesjid.
 
Tahun ini, TOTL akan fokus menargetkan pendapatan dari proyek-proyek bangunan perkantoran dan  residential. Residential ditargetkan bisa memberi kontribusi sekitar 80%.
 
Saat ini TOTL sedang membidik pembangunan Apartemen Pakubuwono di Jakarta. Nilainya mencapai Rp 1 triliun lebih.”Sekarang masih dalam proses tender,” tukas Mahmilan.
 
Adapun belanja modal atau capital Expenditure (Capex) yang dianggarkan TOTL untuk menggarap proyek tahun ini hanya Rp 100 miliar yang bersumber dari khas internal perseroan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×