kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.488.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.585   -20,00   -0,13%
  • IDX 7.627   67,30   0,89%
  • KOMPAS100 1.187   13,71   1,17%
  • LQ45 949   10,88   1,16%
  • ISSI 230   2,18   0,96%
  • IDX30 486   4,48   0,93%
  • IDXHIDIV20 583   5,85   1,01%
  • IDX80 135   1,50   1,12%
  • IDXV30 141   0,16   0,11%
  • IDXQ30 162   1,45   0,91%

Tips Optimalkan Keuntungan Investasi Obligasi Saat Suku Bunga Turun


Selasa, 15 Oktober 2024 / 19:50 WIB
Tips Optimalkan Keuntungan Investasi Obligasi Saat Suku Bunga Turun
Kerja sama Bank DBS Indonesia dan Moduit untuk memperluas akses investasi obligasi pasar sekunder.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Investasi obligasi tidak kalah menarik dibandingkan instrumen investasi lainnya. Investor bisa mengoptimalkan keuntungan dari investasi obligasi, bila menerapkan strategi yang sesuai. 

Head of Investment & Insurance Product PT Bank DBS Indonesia Djoko Soelistyo mengatakan, obligasi merupakan salah satu pilihan instrumen investasi menarik. Hal itu karena obligasi memiliki berbagai keunggulan seperti kupon, jangka waktu, fleksibilitas, serta harga.

Djoko menjelaskan, kupon obligasi yang bersifat tetap (fixed rate) ataupun mengambang dengan batas waktu (floating with floor) keduanya tetap memiliki potensi pengembalian menarik.

Baca Juga: Investasi ORI026 Berikan Kupon Mulai 6,30%, Mudah Belinya Pakai BRImo

Obligasi juga memiliki jangka waktu beragam khususnya di pasar sekunder karena tersedia dalam jangka waktu terpanjang hingga 50 tahun untuk obligasi mata uang asing dan jangka waktu hingga 40 tahun untuk obligasi mata uang rupiah. Jangka waktu ini memperluas pilihan tenor obligasi.

Kemudian, Djoko melanjutkan, obligasi juga memiliki fleksibilitas salah satunya dapat dicairkan sebelum jatuh tempo. Sehingga, ketika ada kebutuhan mendesak, investor dapat menarik dana tanpa perlu menunggu jatuh tempo berakhir.

Selain itu, investor bisa memanfaatkan fluktuasi harga obligasi untuk mendapatkan keuntungan selisih harga. Namun demikian, investasi obligasi sebaiknya diperuntukkan kebutuhan jangka menengah panjang agar terhindar dari volatilitas harga.

Djoko menerangkan, secara teoritis, harga obligasi berbanding terbalik dengan pergerakan imbal hasil (yield) obligasi. Sehingga, penurunan yield seiring tren penurunan suku bunga berpotensi mengerek harga obligasi ke depannya.

Baca Juga: ID Digital Bonds Jadi Pelopor Proyek Tokenisasi Pertama yang Dapat Persetujuan OJK

"Dengan kata lain, investor sangat direkomendasikan beli obligasi saat ini karena suku bunga akan turun. Siapa tahu harga obligasi akan naik," kata Djoko dalam paparannya dalam paparannya di acara Bank DBS dan Moduit, Selasa (15/10).

Untuk memulai investasi obligasi, Djoko menyebutkan, pertama penting bagi investor untuk menentukan tujuan investasi supaya tahu produk yang sesuai. Misalnya, bila investor menginginkan imbal hasil investasi bisa diperoleh dalam jangka waktu 1-2 tahun, maka lebih cocok berinvestasi di obligasi jangka pendek.

Kedua, penting bagi investor untuk memperhatikan penerbit dari obligasi khususnya obligasi korporasi. Profil dari perusahaan penerbit obligasi perlu ditelisik agar terhindar dari kemungkinan buruk seperti gagal bayar. Sementara itu, obligasi pemerintah cenderung aman karena dijamin oleh negara.

Ketiga, investor harus memahami bahwa risiko juga bisa terjadi dalam berinvestasi obligasi. Investor harus siap bila harga obligasi naik atau turun, walau sebenarnya fluktuasi tersebut juga bisa menjadi peluang untuk trading.

Chief of Development Moduit Edina Saputra menambahkan, guna memanfaatkan keuntungan investasi obligasi secara umum mirip dengan instrumen investasi lainnya. Utamanya, investor perlu memahami terlebih dahulu profil risiko dan tujuan investasi pribadi.

"Apakah tipe investor yang mencari return stabil per bulan, dan tidak masalah untuk hold to maturity. Atau tipe yang memanfaatkan harga, yield ataupun durasi," ujar Edina dalam kesempatan yang sama.

Edina menuturkan, banyak strategi yang bisa dilakukan untuk berinvestasi surat utang atau obligasi. Misalnya melakukan trading dengan cara membeli saat harga obligasi di posisi rendah dan menjualnya saat harga bergerak naik.

Baca Juga: Dalam PKPU, PP Properti (PPRO) Tunda Pembayaran Bunga Obligasi

Adapun PT Bank DBS Indonesia (Bank DBS Indonesia) baru saja meresmikan kerja sama dengan PT Moduit Digital Indonesia (Moduit) dalam penyediaan obligasi khususnya di pasar sekunder, Selasa (15/10). Masyarakat kini dapat berinvestasi di 100+ pilihan Obligasi Pasar Sekunder yang disediakan Bank DBS Indonesia di aplikasi Moduit.

Djoko menilai, investasi di pasar perdana maupun di pasar sekunder keduanya sama-sama layak dicoba. Yang jelas, pilihan produk investasi obligasi tersebut sesuai dengan profil dan tujuan investor.

Menurut dia, investor konservatif khususnya yang baru pertama berinvestasi sebaiknya memilih obligasi di pasar perdana terlebih dahulu seperti seri SBN Ritel diantaranya ORI, SR ataupun ST karena jangka waktunya pendek.

Baca Juga: Investasi ORI026 Berikan Kupon Mulai 6,30%, Mudah Belinya Pakai BRImo

Sementara itu, bagi investor yang sudah punya cukup pengalaman bisa memilih obligasi sekunder dengan jangka waktu lebih panjang. Biasanya obligasi tenor panjang memiliki tingkat kupon lebih tinggi daripada obligasi tenor pendek.

Selanjutnya: Celios Menilai Kualitas Investasi Menurun pada Pemerintahan Jokowi

Menarik Dibaca: 5 Waktu yang Tepat Menggunakan Body Lotion agar Hasilnya Maksimal, Sudah Tahu?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×