kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Tiga katalis saham TINS menurut analis


Jumat, 07 Februari 2014 / 17:37 WIB
Tiga katalis saham TINS menurut analis
ILUSTRASI. Kacang Tanah


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Sentimen positif diprediksi akan banyak menerpa saham PT Timah (Persero) Tbk (TINS) di 2014 ini. Katalis TINS yang utama tentunya adalah rencana mereka membangun smelter baru di Belitung Timur.

Fajar Indra, Analis Panin Sekuritas menuturkan, sisi positif pembangunan smelter baru yang paling utama adalah peningkatan produksi logam timah.

Sebagai informasi, kapasitas produksi smelter Muntok per tahun sebanyak 60.000 ton logam timah. Kapasitas itu tentunya akan naik menjadi 63.000 ton per tahun jika nantinya smelter Belitung Timur selesai dibangun.

"Peningkatan produksi itu pasti, tapi kalau untuk dampak positif dalam efisiensi perlu dikaji lebih lanjut," terang Fajar, Jumat (7/2). Di tahun ini, lanjut Fajar, TINS diprediksi mendapatkan sentimen positif dari potensi kenaikan harga logam timah dunia.

Industri timah dunia diyakini akan kembali mengalami kelebihan permintaan. Faktor utamanya adalah membaiknya aktifivatas manufaktur negara-negara konsumen timah.

Di sisi lain, pasokan timah dari Indonesia yang merupakan eksportir terbesar dunia akan berkurang. Penyebabnya tidak lain karena larangan ekspor bijih timah serta kewajiban ekspor melalui Bursa Komoditas dan Derivatif Indonesia (BKDI).

Sentimen positif TINS akan bertambah jika efisiensi dalam pembelian bijih timah dari penambang rakyat bisa maksimal. TINS memang akan membeli kembali bijih timah dari penambah rakyat senilai 50%-55% dari harga timah Bursa Logam London (LME).

Jika harga ini memang bisa diwujudkan, TINS tentu akan meraup berkah efisiensi yang besar. "Hitungan biaya kas normal, harga bijih timah dari penambang seharusnya 70% dari harga LME," ungkap Fajar.

Dengan beberapa sentimen positif itu, Fajar merekomendasikan "beli" TINS dengan target harga Rp 1.700 per saham. Pada Jumat (7/2), harga TINS ditutup menguat 1,19% ke level Rp 1.280 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×