Reporter: Muhammad Kusuma | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, produsen produk petrokimia terbesar di Indonesia gagal membukukan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih pada kuartal ketiga tahun lalu.
Mengutip laporan keuangan perusahaan dengan kode saham TPIA hanya membukukan pendapatan sebesar US$ 1,38 miliar turun 29,28% secara yoy. Di sisi lain laba bersih perusahaan anjlok 81,11% yoy menjadi US$ 32,05 juta.
Baca Juga: Bangun Pabrik Anyar, Chandra Asri (TPIA) Bebas Pajak 100% Selama 20 Tahun
Meski begitu, analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan, emiten petrokimia ini berpotensi membukukan peningkatan kinerja tahun ini.
Menurutnya, faktor utama yang akan mendorong kinerja perusahaan adalah kebijakan pemerintah yang memberikan kebebasan pajak berupa tax holiday untuk perusahaan.
“Pembebasan pajak akan berdampak pada pos laba perusahaan sehingga tercipta peningkatan rasio margin profit perusahaan,” jelasnya pada Kontan.co.id Kamis (23/1).
Sebelumnya, pemerintah menetapkan TPIA untuk terbebas dari pajak penghasilan badan (PPh Badan) sebesar 100% untuk 20 tahun pertama setelah pabrik beroperasi secara komersial dan 50% untuk dua tahun setelahnya.
Baca Juga: Ini beberapa perusahaan kimia yang telah menikmati fasilitas tax holiday
Head of Research Analyst FAC Sekuritas Wisnu Prambudi Wibowo menambahkan, selain karena tax holiday, peningkatan harga jual produk petrokimia di tingkat konsumen akan mendongkrak kinerja perusahaan. “Saat ini TPIA baru dapat memenuhi 40% permintaan domestik,” jelasnya.
Menurutnya peningkatan harga jual adalah akibat dari kondisi perekonomian global yang berangsur kondusif. Seperti yang santer diberitakan, Amerika Serikat (AS) dan China telah menandatangani kesepakatan dagang fase pertama pada 15 Januari lalu.
Rincian kesepakatan dagang tersebut berisi tentang peningkatan pembelian kedua negara. Kesepakatan dagang antar kedua negara berhasil membuat laju perekonomian global bergerak positif.
Baca Juga: Kemenperin: Tax holiday manjur tingkatkan gairah investasi industri kimia
Kemudian, terbukanya peluang dari segi permintaan menjadi sebuah kesempatan yang dapat dimanfaatkan oleh TPIA. Apalagi, TPIA merupakan key player dengan share market yang tinggi di Indonesia.
Selain itu, faktor lain yang akan meningkatkan kinerja TPIA adalah harga bahan baku untuk petrokimia beranjak menurun. “Misalnya bahan baku untuk membuat stirena turun karena banyak pasokan,” terangnya.
Stirena sendiri merupakan produk yang ditawarkan oleh TPIA. Selain sebagai produk yang dijual dalam negeri, stirena monomer juga diekspor oleh TPIA.
Tercatat stirena monomer menyumbang penjualan sebesar US$ 164,62 juta atau 16,13% dari total seluruh penjualan untuk pasar domestik dan US$ 121,37 juta atau 33,72% untuk penjualan luar negeri.
Baca Juga: Peroleh Tax Holiday, Chandra Asri (TPIA) Siap Ekspansi
Direktur Pilarmas Investindo Maximilianus Nico Demus turut menambahkan pembangunan Chandra Asri Perkasa 2 akan menaikkan kapasitas produksi dari TPIA. Jumlah produksi akan naik hingga dua kali lipat, dari sebelumnya 4 juta ton menjadi 8 juta ton per tahun.
“Peningkatan jumlah produksi akan menjadi sentiment positif bagi TPIA,” terangnya.
Pabrik baru milik TPIA ini pun mulai mendiversifikasi produk mulai dari Polyethylene, Polypropylene, aromatics (Benzene, Toulene, dan Xylene), mixed C4, dan Py-Gas. Diversifikasi produk ini akan menambah variasi produk yang dapat ditawarkan oleh TPIA.
Terakhir, menurutnya kerjasama antara TPIA dan Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC) turut menjadi tolak ukur positif kinerja emiten.
Baca Juga: Kembangkan kompleks petrokimia kedua, Chandra Asri (TPIA) mendapat tax holiday
“TPIA berpeluang mencari peluang yang lebih besar terkait pasokan bahan baku untuk bisnis petrokimia,” tandasnya.
Menurut ketiga analis sentimen positif tersebut akan membuat kinerja pendapatan dan laba bersih perusahaan meningkat. Meski begitu, ketiga analis belum dapat memproyeksikan persentase peningkatan tersebut. “Intinya ada potensi tumbuh,” seperti yang dikatakan analis Sukarno.
Ketiga analis merekomendasikan beli saham TPIA untuk jangka pendek. Wisnu merekomendasikan membeli dengan target harga Rp 10.500. Sedangkan Nico merekomendasikan beli dengan target harga Rp 10.000.
Sukarno sendiri menjelaskan jika harga menguji atau bertahan di atas Rp 9.925 maka rekomendasinya beli dengan target harga Rp 10.600.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News