kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

The Fed Mempertahankan Suku Bunga Acuan, Simak Prediksi Pergerakan Rupiah


Kamis, 02 November 2023 / 20:13 WIB
The Fed Mempertahankan Suku Bunga Acuan, Simak Prediksi Pergerakan Rupiah
ILUSTRASI. Kurs rupiah menguat 0,51% ke level Rp 15.855 per dolar AS pada Kamis (2/11).


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 5,25%-5,50% pada pertemuan 1 November 2023. Rupiah pun menguat 0,51% ke level Rp 15.855 per dolar AS pada Kamis (2/11). 

Macro Strategist Samuel Sekuritas Lionel Priyadi memperkirakan, kurs rupiah di akhir tahun 2023 bisa menguat ke arah Rp 15.600 per dolar AS. Dengan catatan, suku bunga acuan The Fed stagnan di level saat ini dan inflasi AS terus turun ke level sasaran.

Sebagai pengingat, target sasaran inflasi AS berada di level 2%. Inflasi AS pada September 2023 tercatat sebesar 3,7% year on year (YoY) dengan inflasi inti masih bergerak di 4,1% dan Indeks Harga Belanja Personal (PCE) yang menjadi pertimbangan utama The Fed bertengger di angka 3,4%.

Sentimen lain yang bisa membuat rupiah kembali menguat adalah intervensi suku bunga Bank Indonesia (BI). "Kemungkinan BI akan menunggu perkembangan data neraca perdagangan Indonesia dan capital flow terlebih dahulu," tutur Lionel saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (2/11).

Baca Juga: IHSG Semringah, Potensi Window Dressing Masih Terbuka Lebar

Namun, apabila ada efek kejutan, maka rupiah berpotensi kembali melemah ke atas Rp 16.000 per dolar AS. Efek kejutan yang dimaksud, misalnya The Fed menaikkan suku bunga acuannya atau ada kerusuhan politik di Indonesia yang berkaitan dengan Pemilu 2024.

Sementara itu, Analis Mata Uang Lukman Leong memprediksi, nilai tukar rupiah berpotensi melemah ke kisaran Rp 16.000-Rp 16.300 per dolar AS. Perkiraan ini dengan pertimbangan The Fed akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama.

Dengan kata lain, sikap The Fed yang mempertahankan suku bunga acuannya di pertemuan awal November ini menunjukkan sikap less hawkish. Namun, sikap The Fed ke depannya masih bisa berubah seiring perkembangan. 

Baca Juga: Rupiah Diprediksi Lanjut Menguat pada Perdagangan Jumat (3/11)

Indeks dolar AS sendiri diperkirakan masih berpotensi naik kurang lebih 5%, ke kisaran 110-112, dari level saat ini di sekitar 106. "Rupiah seharusnya masih akan melemah, sebesar berapa tergantung intensitas intervensi BI yang menurut saya akan terus signifikan," ucap Lukman. 

Intervensi yang mungkin dilakukan BI untuk menjaga stabilitas rupiah adalah dengan melepas dolar dan kembali menaikkan suku bunganya. Sementara dari eksternal, sentimen utama berasal dari perkembangan kondisi ekonomi global, kebijakan The Fed, serta perkembangan seputar perang Israel-Hamas dan Rusia-Ukraina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×