kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45891,58   -16,96   -1.87%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prediksi Pergerakan Bitcoin Bulan November usai The Fed Tahan Suku Bunga


Kamis, 02 November 2023 / 16:21 WIB
Prediksi Pergerakan Bitcoin Bulan November usai The Fed Tahan Suku Bunga
ILUSTRASI. Harga Bitcoin (BTC) berhasil mencapai level di atas US$ 35.000 atau sekitar Rp 554 juta untuk pertama kalinya sejak Mei 2022 pada bulan Oktober lalu.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bitcoin (BTC) berhasil mencapai level di atas US$ 35.000 atau sekitar Rp 554 juta untuk pertama kalinya sejak Mei 2022 pada bulan Oktober lalu. Hal tersebut membuktikan bahwa tren positif yang dikenal sebagai Uptober masih berlaku di tahun ini.

Berdasarkan data Bitcoin Monthly returns, Bitcoin menutup bulan Oktober melonjak lebih dari 28% secara bulanan. Sentimen positif tersebut mendorong optimisme pasar bahwa pada November kemungkinan reli Bitcoin akan terus berlanjut.

Trader Tokocrypto Fyqieh Fachrur mengatakan, pasar kripto secara keseluruhan cenderung mengalami peningkatan pada tahun 2023 ini seiring dengan perbaikan prospek ekonomi Amerika Serikat (AS).

Selain itu, investor mulai berpindah berinvestasi dalam Bitcoin karena mereka mengantisipasi kabar bahwa Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) akan segera menyetujui yang pertama dalam ETF Bitcoin spot di Amerika Serikat.

"Investor telah mengantisipasi peluncuran ETF Bitcoin spot untuk mendapatkan momentum yang serius dalam tiga bulan terakhir. Lonjakan harga yang luar biasa bisa terjadi, jika ada kabar baru mengenai ETF,” ujar Fyqieh dalam siaran pers, Kamis (2/11).

Baca Juga: Harga Bitcoin Potensial Lanjutkan Tren Bullish, US$ 40.000 Jadi Resistance Kuat

Fyqieh mencermati, Bitcoin dan Ethereum berada di jalur yang tepat untuk menyelesaikan tahun ini dengan positif. Harga Bitcoin kini naik 107% year-to-date (YtD) pada tahun 2023, sementara harga Ethereum naik 49%.

Fyqieh menjelaskan, data Bitcoin Monthly returns menunjukkan bahwa sejak tahun 2013, BTC telah mencatat lima kali penutupan bulanan yang positif di bulan November. Data ini juga mengindikasikan bahwa ada kemungkinan lebih dari 60% bahwa November akan tetap menguntungkan bagi Bitcoin setelah bulan Oktober yang positif.

"Faktor-faktor tersebut menunjukkan pola historis yang menarik, meskipun data Bitcoin Monthly returns tidak cukup untuk mengambil keputusan tentang arah pergerakan harga BTC di masa depan. Oleh karena itu, para investor harus tetap berhati-hati dan mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi pasar kripto secara keseluruhan," tambahnya.

Pada November 2023 ini, beberapa sentimen pendorong akan muncul, termasuk kekhawatiran terkait kegagalan bank, perkembangan makroekonomi, dan peningkatan minat dari institusi-institusi keuangan. Semua faktor ini akan berkontribusi terhadap volatilitas pasar Bitcoin.

Menjelang akhir tahun, berita seputar ETF dan prospek halving Bitcoin berikutnya, yang diperkirakan akan terjadi dalam waktu sekitar enam bulan, akan menjadi lebih penting.

Kenaikan di pasar kripto yang terjadi setelah The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga dalam kisaran 5,25% hingga 5,50%, telah memicu sentimen bullish pada bulan November ini.

Meskipun keputusan ini sudah diantisipasi, tetap memiliki dampak signifikan di pasar, menguatkan investor dan trader di industri kripto. Bahkan Bitcoin mencapai level tertinggi baru pada tahun 2023, diperdagangkan di atas US$ 35.500 (Rp 562 juta) setelah keputusan The Fed.

"Kebijakan suku bunga yang stabil telah memberikan dorongan bagi Bitcoin untuk mendapatkan kembali momentumnya. Ini mungkin akan membantu Bitcoin untuk dengan percaya diri mencapai level resisten di angka US$ 36.000 atau sekitar Rp 570 juta," kata Fyqieh.

Baca Juga: Bitcoin Bertahan di Atas US$ 34.000, Momentum Bullish Berlanjut pada November

Dengan kebijakan moneter yang stabil dari The Fed dan perhatian yang diberikan pada indikator-indikator ekonomi, pasar menantikan potensi era stabilitas dan pertumbuhan. Skenario ini menciptakan dorongan bagi Bitcoin untuk mencapai level tertinggi baru setiap tahun, dengan target mencapai US$ 40.000 atau setara Rp 633 juta pada akhir tahun 2023.

Namun, Fyqieh juga memperingatkan bahwa angka tersebut mungkin akan sulit dicapai, mengingat pidato dari Ketua The Fed, Jerome Powell, yang bisa memicu kekhawatiran baru tentang pengetatan kebijakan moneter bank sentral.

Sementara itu, responden di CME FedWatch Tool menunjukkan peningkatan kemungkinan kenaikan suku bunga pada pertemuan FOMC bulan Desember mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×