kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

The Fed kembali membangun ekspektasi kenaikan suku bunga, rupiah melemah


Senin, 04 Maret 2019 / 17:13 WIB
The Fed kembali membangun ekspektasi kenaikan suku bunga, rupiah melemah


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell mengangkat dollar AS menguat terhadap mata uang lainnya, termasuk rupiah. Pekan lalu, Powell mengatakan meski akan lebih sabar namun The Fed tetap dalam jalur menaikkan suku bunga.

Mengutip Bloomberg, di pasar spot, Senin (4/3) rupiah melemah 0,07% ke Rp 14.130 per dollar AS. Sementara, pada kurs tengah Bank Indoensia (BI), rupiah melemah 0,26% ke Rp 14.149 per dollar AS.

Analis PT Monex Investindo Futures Ahmad Yudiawan mengatakan, pelemahan rupiah hari ini terjadi karena dollar AS menguat setelah Jerome Powel dalam pidatonya di akhir pekan lalu mengatakan tetap berada pada jalur kenaikan tingkat suku bunga.

"Ekspektasi terhadap kenaikan suku bunga AS kembali muncul ini yang membuat dollar AS menguat dan rupiah melemah," kata Yudi, Senin (3/4).

Senada, Fikri C. Permana Ekonom Pefindo mengatakan, pernyataan The Fed tersebut membuat potensi kenaikan suku bunga AS muncul kembali. Apalagi, ekonomi AS yang juga diproyeksikan membaik atau tidak seburuk seperti yang diperkirakan di awal tahun.

Selain itu, permintaan dollar meningkat karena AS dan China terus melakukan negosiasi untuk menyelesaikan kesepakatan tarif dagang. Namun, membaiknya hubungan AS dan China juga memberikan kesempatan pada aset berisiko termasuk rupiah untuk bergerak menguat juga, sehingga penguatan dollar AS cenderung terbatas.

Sementara, dari dalam negeri, Fikri mengatakan, defisit neraca perdagangan Indonesia masih menjadi faktor yang bisa menekan rupiah. "Meski, sentimen tersebut dalam jangka panjang sudah diantisipasi investor tetapi pergerakan rupiah masih akan disekitar Rp 14.200 per dollar AS," kata Fikri.

Untuk perdagangan, Selasa (5/3), Yudi memproyeksikan rupiah masih akan terdepresiasi atau melemah dengan sentimen yang kurang lebih sama seperti hari ini.

Yudi memperkirakan, rupiah bergerak di rentang support Rp 14.000 per dollar AS hingga Rp 14.350 per dollar AS dan resistance di Rp 14.200 per dollar AS hingga Rp 14.250 per dollar AS.

Sedangkan, Fikri menebak, rupiah besok bergerak di Rp 14.100 per dollar AS hingga Rp 14.220 per dollar AS. Fikri optimistis pelemahan rupiah tidak akan dalam karena tertahan yield dalam negeri yang menarik dengan capital inflow yang masuk dari pasar obligasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×