kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terus Tertekan, Intip Proyeksi Harga Batubara hingga Akhir 2023


Senin, 29 Mei 2023 / 18:36 WIB
Terus Tertekan, Intip Proyeksi Harga Batubara hingga Akhir 2023
ILUSTRASI. Pekerja menunjukkan batu bara di Pelabuhan PT Karya Citra Nusantara (KCN), Marunda, Jakarta, Rabu (12/1/2022). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara masih tertekan. Diperkirakan, harga batubara masih bisa melemah ke level US$ 100/ton.

Mengutip Barchart, pada perdagangan Senin (29/5), harga batubara kontrak Juli di pasar ICE Newcastle berada di level US$ 137,15/ton atau turun 1,33% dari penutupan kemarin pada level US$ 138,5/ton.

Research & Development Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Girta Yoga mengatakan bahwa melihat dari sepinya katalis positif di pasar saat ini, besar kemungkinan harga batubara masih akan terus melanjutkan reli bearish-nya.

"Jika kondisi saat ini masih terus bertahan, yakni pasokan meningkat dan permintaan melemah, maka harga batubara berpotensi turun menuju level US$ 100 per ton atau level di akhir Mei 2021," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (29/5).

Baca Juga: Pelemahan Harga Batubara Mulai Terbatas

Katalis lainnya yang dapat menekan harga batubara datang dari pasokan yang tinggi di dua negara konsumen batubara utama yakni China dan India. Selain itu, tren penurunan pada harga gas alam juga berpotensi memberikan tekanan pada harga batubara.

"Hal ini dikarenakan negara-negara maju seperti Eropa dan Amerika Serikat (AS) lebih memilih gas alam dibandingkan batubara sebagai bahan bakar energi," sambungnya.

Girta memproyeksikan harga batubara bisa kembali naik apabila pasokan kembali turun di negara konsumen utama. Tentunya diimbangi dengan permintaan batubara untuk kembali naik, yang dampak akhirnya adalah kenaikan harga batubara itu sendiri.

Meski begitu, hingga akhir tahun harga batubara diprediksi bergerak pada level resistance di kisaran harga US$ 180 - US$ 200 per ton. Hal ini didorong akhir tahun yang memasuki musim dingin sehingga biasanya kebutuhan akan penghangat akan meningkat.

Pada situasi tersebut, umumnya permintaan akan bahan bakar energi akan ikut meningkat baik itu batubara maupun gas alam. 

Baca Juga: Harga Minyak Naik di Awal Pekan, Didorong Kesepakatan Plafon Utang AS

"Jika saat memasuki musim dingin ini harga gas alam melonjak naik, ada potensi peralihan ke batubara. Sebaliknya jika saat memasuki musim dingin, harga batubara dan gas alam tidak berbeda jauh, maka negara-negara maju akan cenderung lebih memilih gas alam dibanding batubara," jelasnya.

Di sisi lain, apabila mendapat katalis negatif, maka akan berpotensi turun menuju level support di kisaran harga US$ 100 - US$ 120 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×