Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) menargetkan total volume produksi tahun ini berada di rentang 16,6 juta ton sampai 17,0 juta ton batubara. Target ini relatif sama dengan capaian produksi di tahun lalu yakni 16,6 juta ton.
Sepanjang triwulan pertama 2023, ITMG telah memproduksi 3,8 juta batubara ton di tengah curah hujan yang tinggi pada awal tahun. Jika dibandingkan dengan produksi di kuartal pertama 2022, produksi batubara ITMG relatif stabil.
Yulius Gozali, Direktur Corporate Communications dan Investor Relations ITMG meyakini, target produksi batubara akan tercapai. Sebab, dibandingkan angka tahun lalu, target pertumbuhan volume produksi tahun ini tidak begitu tinggi yakni kurang dari 5%.
Selain itu, secara musiman, produksi batubara di kuartal pertama 2023 memang cenderung sedikit. “Ke depan produksi bakal naik secara perlahan. Kebanyakan di periode kuartal ketiga dan kuartal keempat produksi akan naik,” kata Yulius, Rabu (18/5).
Dari sisi penjualan, ITMG menargetkan total volume penjualan sebesar 21,5 juta ton sampai 22,2 juta ton. Dari target volume penjualan tersebut, sebanyak 37% harga jualnya telah ditetapkan, 41% mengacu pada indeks harga batubara, sedangkan sisanya sebanyak 22% belum terjual.
Baca Juga: Volume Naik Saat Harga Jual Tetap, Ini Efeknya ke Pendapatan Indo Tambangraya (ITMG)
Per kuartal pertama 2023, total volume penjualan batubara ITMG mencapai 4,5 juta ton. Jumlah ini naik 4,6% dari penjualan di periode yang sama tahun lalu sebesar 4,3 juta ton.
Yulius juga optimistis target ini bisa tercapai. Sentimen pemangkasan produksi batubara China akibat kecelakaan tambang di wilayah Inner Mongolia bisa berdampak positif bagi ITMG, meskipun dampaknya tidak begitu signifikan.
Secara sektoral, Yulius mengamini permintaan batubara belum ada tanda-tanda kenaikan signifikan. China sebagai konsumen terbesar batubara masih bergelut dengan kasus Covid-19, sehingga kebijakan buka tutup lockdown masih diberlakukan.
“Kedua, adanya ancaman resesi yang terjadi di Benua Eropa dan Amerika Serikat (AS). “Dengan itu, otomatis permintaan belum maksimal. Ini sebabnya harga belum bisa naik lagi,” kata Yulius.
Meski demikian, dia melihat adanya kemungkinan permintaan akan naik di kuartal ketiga 2023. Sebab, sejumlah negara akan melakukan restocking menjelang musim dingin untuk mengamankan kebutuhan energi mereka.
Toh, perolehan rata-rata harga jual alias average selling price (ASP) batubara ITMG masih tumbuh meskipun sangat tipis. Realisasi ASP sepanjang tiga bulan pertama 2023 sebesar US$ 151 per ton atau relatif setara dengan kurun waktu yang sama tahun lalu, yakni senilai US$ 150 per ton.
Dengan kenaikan harga jual rata-rata yang dibarengi dengan kenaikan volume jual, ITMG membukukan penjualan bersih sebesar US$ 686 juta atau 7% lebih tinggi daripada triwulan yang sama pada tahun sebelumnya.
Baca Juga: China Bakal Kurangi Produksi Batubara, Begini Rekomendasi Saham Emiten Batubara