kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Harga Batubara Diproyeksi Melandai Tahun Depan, Simak Proyeksi Harganya


Kamis, 08 Desember 2022 / 10:17 WIB
Harga Batubara Diproyeksi Melandai Tahun Depan, Simak Proyeksi Harganya
ILUSTRASI. Setelah membumbung tinggi tahun ini, harga komoditas batubara diproyeksi akan melandai tahun depan.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah membumbung tinggi tahun ini, harga komoditas batubara diproyeksi akan melandai tahun depan. Menurut analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Juan Harahap, terdapat sejumlah sentimen yang akan mempengaruhi harga komoditas energi ini tahun depan.

Pertama, ada faktor peningkatan produksi batubara domestik di China dan India. Juan mencatat, produksi batubara China meningkat 12,8% secara year-on-year (YoY), sejalan dengan kebijakan peningkatan produksi oleh pemerintah dan adanya kebijakan pembatasan harga batubara sebesar US$ 92,8 per ton. Hal ini guna memastikan harga batubara terjangkau untuk kebutuhan pasokan pembangkit listrik.

Di sisi lain, Negeri Tirai Bambu ini mencatat pelemahan impor batubara sebesar  11,7% secara bulanan menjadi 29,2 juta ton pada Oktober 2022. Secara kumulatif, impor batubara China melemah hingga 10,7% YoY. Juan menyebut, penurunan impor ini dikarenakan adanya pembatasan sosial yang mengurangi permintaan bahan bakar untuk pembangkit listrik.

Dengan peningkatan kapasitas batubara domestik, MIrae Asset memperkirakan China akan terus meningkatkan hasil produksi batubara di dalam negerinya. Ini berarti, aktivitas impor batubara China akan melandai pada di 2023.

Baca Juga: Permintaan Batubara Masih Tinggi, Simak Rekomendasi Saham Adaro Energy (ADRO)

Kedua adalah faktor tren energi baru terbarukan. Lonjakan permintaan batubara belakangan ini dinilai  terjadi akibat kenaikan harga gas alam, yang mengganggu investasi di sektor energi terbarukan. Tapi setelah krisis energi usai, Juan memperkirakan negara-negara di dunia akan kembali mengejar pengembangan energi terbarukan, yang bakal menyebabkan permintaan batubara global menurun. Konsumsi batubara hingga 2030 diperkirakan akan menurun sekitar 10% dalam skenario Stated Policies Scenario (STEPS) dan akan menurun sebesar 20% dalam skenario Announced Pledges Scenario (APS)

Ketiga, negara eksportir batubara seaborn memanfaatkan kenaikan harga batubara saat ini dengan meningkatkan produksi. Target produksi batubara Indonesia untuk tahun ini mencapai 663 juta ton, atau meningkat sebesar 8,0% YoY. Per September 2022, realisasi produksi batubara Indonesia mencapai 436,8 juta ton atau 65,9% dari total target produksi. Pada 2023, Indonesia berencana meningkatkan produksi dalam negeri menjadi 694 juta ton, atau meningkat 4,7% YoY.

 “Oleh karena itu, kami memperkirakan harga batubara global akan berada pada level US$ 280 per ton di 2023 atau menurun 12,5% secara YoY,” kata Juan. Namun, proyeksi ini masih tetap lebih tinggi dibandingkan harga batubara di tahun-tahun sebelumnya. Sebab, Juan melihat pasokan energi masih terbatas, sementara batubara masih digunakan untuk mengompensasi kekurangan pasokan gas alam dari Rusia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×