Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
Manajemen UNTR mengklaim, penurunan penjualan UD Trucks dan Scania karena terpengaruh penurunan harga batubara dimana kedua produk tersebut banyak digunakan di sektor pertambangan.
Meski demikian, unit usaha UNTR di bidang kontraktor penambangan yang dijalankan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA) membukukan kenaikan pendapatan bersih sebesar 4% menjadi Rp30,0 triliun. PAMA juga mencatat peningkatan volume produksi batu bara dari 90,5 juta ton menjadi 96,4 juta ton.
Emiten jasa kontraktor pertambangan batubara juga ikut terimbas penurunan harga batubara. PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID, anggota indeks Kompas100) membukukan laba bersih sebesar US$ 28,15 juta pada kuartal III 2019 atau merosot 43.5% bila dibandingkan realisasi kuartal III 2018 sebesar US$ 49,80 juta.
Meski demikian, pendapatan emiten ini mengalami kenaikan menjadi US$ 690,33 juta. Pendapatan DOID naik sebesar 8,3% dibandingkan realisasi periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Ginting Jaya Energi tetapkan harga pelaksanaan IPO sebesar Rp 450 per saham
Kepada Kontan.co.id, Head of Investor Relations Delta Dunia Makmur Regina Korompis mengatakan, salah satu penyebab turunnya laba DOID adalah turunnya harga batubara. “Karena harga batubara tahun lalu dengan tahun ini berbeda,” ujarnya, Rabu (30/10).
Nasib berbeda dialami oleh PT Indika Energy Tbk (INDY, anggota indeks Kompas100). Pada kuartal III 2019, pendapatan emiten anggota Kompas 100 ini turun 4,6% menjadi US$ 2,08 miliar. INDY juga harus mengalami kerugian sebesar US$ 8,6 juta. Padahal, pada kuartal III 2018, INDY masih menikmati laba bersih senilai US$ 112,20 juta.
Managing Director sekaligus CEO Indika Energy Aziz Armand mengatakan, harga batubara yang terus melemah menjadi penekan kinerja perusahaan. “Faktor eksternal yaitu pelemahan harga batubara yang berkelanjutan di tahun 2019 memberi dampak terhadap kinerja keuangan Indika Energy,” ujar Aziz dalam keterangannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News