Reporter: Nadya Zahira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten rokok, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) membukakan kinerja cukup baik pada tahun 2023. Pada tahun ini, kinerja GGRM berpotensi tetap tumbuh positif seiring dengan penjualan sigaret kretek tangan (SKT) yang diprediksi terus meningkat.
Pendapatan GGRM naik 20,9% secara tahunan atau Year on Year (YoY) menjadi Rp 37,2 triliun pada 2023. Kenaikan ini, utamanya didorong oleh pendapatan dari konstruksi berdasarkan perjanjian jasa konsesi sebesar Rp 12,4 triliun pada kuartal 4 2023 (4Q23).
Sedangkan total penjualan di sepanjang 2023 sebesar Rp 106,5 triliun atau turun 15% secara YoY. Kemudian, margin konstruksi yang tipis memicu lonjakan beban pokok penjualan sebesar 52% QoQ pada 4Q23, yang juga berdampak pada kompresi margin.
Baca Juga: Pendapatan Tertekan, Laba Bersih Gudang Garam (GGRM) Tumbuh 47,79% Pada 2023
Analis Sinarmas Sekuritas Vita Lestari mengatakan bahwa berdasarkan segmennya, sigaret kretek mesin (SKM) menutup penjualan secara negatif atau turun 16,0% secara YoY. Dengan begitu, penjualan SKM hanya sebesar Rp 96 triliun pada tahun lalu.
Sementara itu, sigaret kretek tangan (SKT) justru berhasil mencapai pertumbuhan penjualan tahunan yang positif sebesar Rp9,3 triliun atau naik 6,1% YoY. Secara keseluruhan, pendapatan rokok turun sebesar 4% QoQ dan turun 14,4% YoY.
Dalam riset 22 April 2024, Vera menyebutkan bahwa GGRM membukukan laba kotor sebesar Rp 14,6 triliun atau naik 31,5% di tahun 2023. Sedangkan untuk beban usaha relatif stabil, dengan sedikit peningkatan sebesar 1,5% QoQ pada 4Q23 dan naik 0,1% YoY pada FY23.
“Hal ini menyebabkan rasio beban operasional terhadap penjualan sedikit meningkat menjadi 6,2% pada tahun 2023, dibandingkan dengan 5,9% pada tahun 2022. Akibatnya, EBIT untuk FY23 mencapai Rp 7,2 triliun, menunjukkan peningkatan yang signifikan sebesar 92,6% YoY, dengan marjin EBIT sebesar 6,1% (+308 bps YoY),” kata Vera dalam risetnya, 22 April, 2024.
Baca Juga: Laba Bersih HM Sampoerna (HMSP) Melonjak 28,03% Jadi Rp 8,09 Triliun
Lebih lanjut, Vera mengatakan, kinerja GGRM di tahun ini diprediksi akan bertumbuh positif sejalan dengan laba bersih yang juga naik 91,5% menjadi Rp 5,3 triliun pada tahun 2023, dengan marjin bersih yang turut naik 4,5%.
Namun, Vera mengatakan bahwa GGRM mengalami penurunan penjualan sebesar 4,6% YoY pada 2023, dengan pesaing utamanya, PT H.M Sampoerna Tbk (HMSP) yang berhasil mencapai pertumbuhan positif sebesar Rp 115,9 triliun atau naik 4,3% YoY, dengan laba bersih sebesar Rp8 triliun (+28% YoY) pada periode yang sama.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo memprediksi kinerja GGRM pada tahun ini bisa bertumbuh positif asalkan selalu berinovasi untuk meningkatkan penjualannya. Pasalnya, secara prospek emiten rokok masih terdapat sentimen negatif terkait kenaikan cukai rokok.
“Adanya kenaikan cukai rokok ini juga akan membuat kenaikan harga penjualan, sehingga akan adanya peralihan ke rokok yang lebih murah dari sisi konsumen. Hal ini berdampak masih adanya tekanan dari sisi kinerja top line,” kata Azis saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (24/4).
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham INKP, GGRM, dan AMRT dari Investindo Nusantara, Kamis (29/2)
Meski begitu, dia menuturkan, jika dilihat dari kinerja GGRM di tahun 2023, bisa menekan cost of revenue perseroan, sehingga bisa mencatat laba, dan kinerja GGRM masih berpotensi untuk tumbuh positif di tahun ini.
Selaras dengan hal ini, Analis Mirae Asset Sekuritas Rut Yesika Simak, mencermati bahwa tahun 2024 akan terus memberikan tantangan bagi emiten rokok, khususnya bagi produsen tier-1 dengan kontribusi Sigaret Kretek Tangan (SKT) yang lebih kecil.
Hal itu karena kenaikan cukai rokok yang tidak sebanding dengan Upah Minimum Provinsi (UMP), sehingga dapat melanggengkan situasi downtrading yakni peralihan ke produk rokok yang lebih murah.
Tak hanya itu, segmen SKT dan produsen tier-2 juga diperkirakan masih akan mendapatkan keuntungan dari kenaikan cukai yang relatif lebih kecil. Hal ini sejalan dengan kenaikan rata-rata pajak cukai sebesar 10% selama dua tahun berturut-turut pada tahun 2023-2024.
Baca Juga: Gudang Garam (GGRM) Garap Tol Kediri-Tulungagung, Nilai Investasi Rp 9,92 Triliun
Kendati begitu, dia memprediksi bahwa EBITDA dan laba bersih GGRM masih akan terus meningkat pada tahun 2024. Hal ini didorong oleh langkah-langkah efisiensi di berbagai bidang seperti pengeluaran Advertising & promotion (A&P) dan gaji.
“Namun, sayangnya peraturan pajak cukai yang baru dapat menghambat pertumbuhan pendapatan GGRM mulai kuartal kedua 2024 ini,” kata dia kepada Kontan.co.id, Rabu (24/4).
Rut merekomendasikan Trading Buy untuk GGRM dengan target harga Rp 20.400 per saham. Kemudian, Azis merekomendasikan wait and see terlebih dahulu.
Sedangkan Vera merekomendasikan netral saham GGRM dengan target harga Rp 19.675 per saham.
Selanjutnya: Atma Jaya Tetapkan Kampus BSD Education Excellece Buktikan Universitas Unggul
Menarik Dibaca: Whoosh Angkut 222.309 Penumpang Selama Periode Lebaran
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News