CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Terimbas rupiah, return Ashmore Dana USD Equity Nusantara minus 9,69%


Selasa, 08 Mei 2018 / 22:02 WIB
Terimbas rupiah, return Ashmore Dana USD Equity Nusantara minus 9,69%
ILUSTRASI. Ilustrasi Reksadana


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja reksadana saham berdenominasi dollar Amerika Serikat (AS) yang memiliki portofolio saham domestik akan semakin berat di tengah menguatnya dollar AS terhadap rupiah.

Reksadana Ashmore Dana USD Equity Nusantara besutan PT Ashmore Asset Management Indonesia, yang menaruh aset pada saham domestik, salah satu yang turut mengalami penuruan kinerja. Berdasarkan data Infovesta Utama per 4 Mei 2018, kinerja reksadana ini tercatat minus 9,69% secara year to date (ytd).

Head of Sales and Distribution PT Ashmore Asset Management Indonesia, Steven Satya Yudha mengatakan, dampak penguatan dollar AS memang memberatkan kinerja reksadana tersebut. Kinerja berat karena reksadana ini memiliki komposisi portofolio terbesar pada saham domestik.

Berdasarkan fund fact sheet per Maret 2018, lima saham teratas yang menjadi aset dasar produk ini adalah PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Mandiri Persero Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).

Mitigasi di tengah kondisi saham dan kurs yang sedang volatil adalah dengan memperbesar portofolio berupa cash. Steven mengatakan biasanya porsi cash hanya 10%, tetapi saat ini porsinya diperbesar menjadi sekitar 20%. Data per Maret 2018 menunjukkan alokasi aset yang berada di saham menjadi 81,18% dan alokasi instrumen pasar uang menjadi 18,82%.

Steven memasang target return moderat untuk reksadana ini. "Jika return reksadana saham denominasi rupiah diproyeksikan akhir tahun sebesar 10%-12%, maka target return resksadana saham denominasi dollar diekspektasikan mencapai 8%-10%," ujarnya, Selasa (8/5).

Steven menilai langkah Bank Indonesia mengintervensi rupiah sudah sangat tepat. Melihat imbal hasil obligasi Indonesia yang masih menarik investor asing untuk masuk, maka hal ini bisa mengurangi tekanan pada pelemahan rupiah terhadap dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×