Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Nilai tukar rupiah menyerah di hadapan dollar AS. Di pasar Spot, Senin (9/10) rupiah melemah 0,59% dibanding penutupan akhir pekan lalu menjadi Rp 13.644 per dollar AS.
Andri Hardianto, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures mengatakan, data penambahan tenaga kerja AS bulan Oktober sebesar 271.000 jauh melebihi target serta data bulan sebelumnya. Data ini telah menekan hampir semua mata uang di kawasan Asia, kecuali dollar Hongkong. Tak hanya mata uang, bursa saham di kawasan Asia pun turut tertekan termasuk IHSG, sehingga akhirnya turut mempengaruhi pergerakan rupiah.
Namun demikian, Andri menilai berbagai data ekonomi dalam negeri seperti GDP kuartal III-2015 dan surplus neraca perdagangan membawa sentimen positif sehingga menahan laju pelemahan rupiah. "Penurunan rupiah bukan yang terburuk di kawasan Asia," ujarnya.
Data lain yang mendorong penguatan rupiah menurut Andri yakni pembangunan infrastruktur yang sudah menyerap sekitar 70% dari pagu APBN 2015. "Bank Dunia bahkan memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan di kisaran 5,3%,' imbuhnya.
Di samping itu, Selasa (10/11) akan ada rilis data business confidence dalam negeri kuartal III-2015 yang diprediksi naik menjadi 107,3 dari kuartal sebelumnya 95,46 dan retail sales bulan Oktober 2015 yang diprediksi berada di angka 9,32% atau naik dari periode sama tahun lalu di 5,4%. Data tersebut masih berpotensi mendorong rupiah pada perdagangan Selasa (10/11).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News